Seperti biasa...
jangan lupa komen yaawaku sayang kalian🤍
Nala kini berbaring di sofa ruang tamu, menonton Sherlock holmes seperti biasa, sesekali memakan cilor yang dibelinya di dekat flyover. Tadi dia menyuruh Pakde untuk mampir sebentar seperti biasa.Pintu depan terbuka, menampakkan seorang pria berpakaian seragam sma yang berbeda dengan Nala. pria itu membuka kaus kakinya dan melemparkannya ke arah Nala.
"NATA!!" Nala merampas kaus kaki yang telah berubah warna dari putih menjadi sedikit kecoklatan yang berada di atas wajahnya itu.
"BAUK IHH!!" teriak Nala, melemparkan kaus kaki itu ke arah kepemiliknya. Tapi Nata sudah berlari ke arah kamar, dengan tawa menggelegar.
Jika Nala di sekolah dikenal sebagai wanita yang cenderung tak pernah mengeluarkan suara bernada tinggi, namun jika berada di rumah dia akan menajadi wanita yang kesabarannya mudah sekali habis. Apalagi di depan saudara kembarnya itu.
Nata Angkasa Atmaja
Lelaki yang melemparkan kaus kaki tadi adalah abang yang selisih umurnya hanya terpaut 30 menit.
Papa dianugrahi seorang putra dan seorang putri sekaligus, namun naas beliau harus kehilangan istrinya. Wanita itu lebih memilih untuk menghembuskan nafas terakhir, setelah melahirkan.
Mereka kembar tak seiras. nata sangat jahil jika berada di depan sang adik. Tetapi akan menjadi serius jika di depan ring basket. Mereka berbeda sekolah, Nata sedari dulu ingin bersekolah di Atlas High School karena sekolah di sana adalah sekolah khusus pengembangan bakat seperti futsal, basket, tenis, dan beberapa minat bakat lainnya. Tetapi pendidikan akademik tetap ada. Dan di sanalah Nata saat ini terdampar.
Berbeda dengan Nala, yang hanya menguasai akademik terutama sains, terkhusu fisika. Karena di GHS (Gamma High School), sedari dulu ada sistem yang semakin tinggi nilai maka semakin rendah pula uang sekolah yang harus dibayarkan. Hal itu yang membuat Nala memilih GHS menjadi sekolahnya.
Dia tak punya bakat.
🦋🦋🦋
Lama sudah Nala di depan meja belajarnya, waktu kini sudah menunjukkan pukul 20:00 wib . Membuka buku kurang lebih dari sejam lamanya, tetap tak membuatnya fokus, tak satupun yang nyangkut di otaknya.Nafasnya mulai tak beraturan, dia kembali teringat El kekasihnya yang tengah merangkul dan menyelipkan helaian rambut gadis yang ia kenal, dan hal itu telah ia dapati beberapa kali.
Dipukulnya berulang kali kepalanya. "please berhenti mikirin dia. Lo harus fokus Nala!" dia merintih.
Dia mulai meremat buku yang ada di depannya, sangat tidak suka jika ada sesuatu yang mengganggunya ketika belajar. Beberapa buku kini mulai remuk kusut di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekap Harsa
Teen FictionSetiap hati pernah berlabuh. Nala pun begitu. Tanpa berlari, sebenarnya Nala mengejar. dan tanpa pengulangan, sebenarnya dia juga mengerti untuk berhenti. Namun tetap saja, tak ada batas yang ia tetapkan. Untuk apa batas harus ditetapkan? Karena Nal...