Setiap hati pernah berlabuh. Nala pun begitu.
Tanpa berlari, sebenarnya Nala mengejar.
dan tanpa pengulangan, sebenarnya dia juga mengerti untuk berhenti.
Namun tetap saja, tak ada batas yang ia tetapkan.
Untuk apa batas harus ditetapkan?
Karena Nal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bel istirahat baru saja berbunyi, Nala dan enam temannya tidak melakukan upacara sebab dihukum oleh Buk Yaya, mereka kembali melakukan kegiatan belajar mengajar ketika upacara telah selesai dilaksanakan. Tadi Nala berjanji untuk mentraktir mereka karena merasa bersalah.
Bagaimana tidak merasa bersalah?
Aksa, Reno dan Rafa bertengkar ternyata karena mereka melihat Instagram Shalsa yang mengunggah potonya dengan Elgara dengan caption yang romantis, padahal setau Aksa, Elgara adalah kekasih temannya.
Membuat Aksa naik darah karena baru saja mengetahui bahwa temannya diselingkuhi. Yang parahnya adalah Elgara sempat mengatakan bahwa Nala sangat tidak asik untuk dijadikan pacar, karena tidak pernah ada skinship di antara mereka, hal itu tanpa sengaja membuat Rafa yang sedari tadi diam, langsung melayangkan tinjuan pada pipi Elgara. Jadilah mereka baku hantam melawan 4 teman Elgara.
"Asik... ditraktir!" seru Reno "Nala, mau gue gendong ga?"
Nala menoleh jijik pada Reno yang berada di sampingnya, sedangkan Iqala menabok pelan mulut Reno "jijik banget Ren..."
"Sakit anjir"
"Reno gausa ikutan lah" sahut Aksa
"Hahah kenapa?"
Aksa memutar bola matanya, dan menghadap ke Rhea sepenuhnya "ngeselin anjir, dia dari tadi"
"Dia ngapain lo si Sa?" tanya Rhea
"Dah lah males gue, gue mulu yang dijadiin sasaran sama dia. Mana tadi gue sama Rafa lawan dua orang, dia cuma ngelawan satu orang"
Nala mengulum bibirnya "tapi Dena lawan yang pas kok buat Reno"
"Iya anjir, Dena gemuk gitu"
"Lawan Dena aja lo kalap bjir"
Reno menoyor pelan kepala Iqla "heh. Lo liat pas gue udah abis tenaga, tadi mah dia hampir tumbah nyet"
"Massaaaaa?" ejek Iqala
"Udahla woi. Laper ini"
"Makan aja lo nomor satu!" sungut Qiara
Nala menrangkul tangan Qiara "yauda yuk, gue juga udah laper"
Mereka mulai berjalan meninggalkan kelas menuju kantin, setelahnya duduk di meja yang kosong. Seperti biasa yang memesan makanan Aksa dan Reno sedangkan yang memesan minuman adalah Rhea dan Iqala. Sebenarnya ketika memesan gini, mereka saling bergantian dan saat ini tibalah giliran mereka.
Rasanya benar-benar canggung berada di sekitar dua kutub ini, terutama Rafa. Nala sangat jarang ada pembicaraan dengannya.
"By the way, besok kita ada diskusi kan ya sama Pak erwin?"
