aku double up yaa
soalnya kemarin lupaahappy reading
Setelah mengantarkan Qiara ke gerbang sekolah, Nala memutuskan untuk pergi ke rooftop. Tak lupa pula mengabari Pakde untuk menjemputnya terlambat, karena diskusi olim.Langkahnya tampak panjang menaiki tangga menuju rooftop, senyumnya tampak tak berhenti, sampai pada dia memijak tangga terakhir, senyuman itu luntur saat dia mendengar...
"Perasaan gue ke Nala itu udah gaada sat"
"Itu wajar anjing, kalian juga udah lama."
"Tau. Gimana bisa lo berdebar terus natap dia, itu namanya lo penyakitan njing. Gue juga sama Dina udah ga berdebar lagi kok."
"Gue muak bangsat selalu di chat dia, selalu nyuruh gue ini itu. Mau gila rasanya gue kalo terus-terusan sama dia."
"Ya namanya juga pacaran, ya pasti kalian terikat dalam komitmen bangsat"
"Makanya gue mau putus"
"Kasian anjir dia..."
Nala menghela nafasnya perlahan, menggigit bibir bawahnya, mencoba mengatur nafasnya. Ketika dia ingin membuka pintu rooftop, dari arah sebaliknya lelaki bertubuh sedikit berisi itu juga tengah membuka pintu.
"E-eh Nala..."
Nala tersenyum menanggapi
"U-udah lama La?"
"Baru aja kok Den" Nala menaikkan pandangannya ke arah Elgara yang jauh di depan sana bersama dua orang teman lainnya "Gue ke El, dulu ya"
"Kalo gitu kita cabut ya" lelaki berambut mullet itu menarik kedua temannya untuk pergi
Nala menghampiri Elgara, sedikit terkejut karena melihat wajah kekasihnya itu meninggalkan bekas luka, diraihnya dengan cepat wajah itu, mengusap bagian ujung bibir yang terluka.
"Ini kenapa El?"
Elgara memegang lengan Nala untuk menjauhkan tangannya dari wajahnya "gausah basa-basi. gue mau kita putus"
"Aku gamau" Nala menatap Elgara tak gentar "ayo ke uks, kita obatin luka kamu"
"Gausah denial Nala!" bentak Elgara "lo selama ini udah taukan, kalo gue selingkuh"
Mata Nala memanas "biarin kali ini aku tutup mata, tentang kamu dan Shalsa, El."
"Lo gila. sumpah."
"Iya aku gila gara-gara kamu El!"
Elgara membuang nafas kasar "ini yang gue ga suka dari lo. Ini semua gara-gara lo. Gue mau kita udahan."
"Kamu selingkuh El, dan kamu nyalahin aku?" Nala mendorong telunjuknya ke arah dada Elgara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekap Harsa
Teen FictionSetiap hati pernah berlabuh. Nala pun begitu. Tanpa berlari, sebenarnya Nala mengejar. dan tanpa pengulangan, sebenarnya dia juga mengerti untuk berhenti. Namun tetap saja, tak ada batas yang ia tetapkan. Untuk apa batas harus ditetapkan? Karena Nal...