13. pertemuan

4 1 0
                                    

happy reading🌻

komen yang banyak yaaw

Seperti biasa Nala menyuruh Pakde menurunkannya sebentar di fly over dekat rumahnya, sudah pasti untuk membeli cilor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa Nala menyuruh Pakde menurunkannya sebentar di fly over dekat rumahnya, sudah pasti untuk membeli cilor. Setelah berjalan ke tempat biasa, Nala merengutkan dahinya bingung, di mana Mang Deni tukang cilor itu? 

tidak ada gerobak cilor di sana, hanya seorang lelaki dengan seragam yang sama dengannya di sana, sedang terduduk menunduk. Nala mengabaikan itu, karena wajah itu asing. Pandangan Nala beralih pada sederet gerobak jualan yang bermacam-macam di depannya.

Apa mungkin Mang Deni pindah tempat?

"Lagi ga jualan" 

Nala menoleh pada lelaki yang sedang duduk tadi, dia menautkan alisnya.

"Lo nyari cilor kan?"

Gadis dengan rambut sepunggung itu mengangguk.

"Yaudah, Mang Deni lagi ga jualan" terang lelaki itu

"Ohh, thanks infonya" 

"Nama lo siapa?"

Nala yang tadinya berbalik untuk meninggalkan tempat itu kini menoleh.

"Lo ngomong sama gue?"

Lelaki itu mengangguk

"Nala. Lo?

"Kenzo"

Nala mengangguk "anak baru?"

"Iya, sekelas sama Thala. Kenal?"

"Kenal, pacarnya teman gue"

"Jurusan apa?"

"MIPA 2" Nala sedikit memperhatikan lagi "keknya kita pernah ketemu deh"

"Kapan?"

"Seminggu yang lalu, di ruang guru"

Melihat Kenzo yang masi bingung, membuat Nala kembali menerangkan

"Lo ga sengaja nabrak gue waktu itu"

"Sumpah? sorry-sorry ga sengaja" Kenzo kaget

"Its okey. Aman. Gaada yang luka juga"

Kenzo mengangguk, mengulum bibirnya.

"Kalo gitu, gue cabut dulu ya..." Nala tampak memilih-milih kata "Ken? gue manggil lo ken?"

Kenzo tersenyum menanggapi "oke La"

Nala pergi menghampiri Pakde yang menunggunya.

"Loh mana ciloknya nduk?"

Nala masuk ke dalam mobil "lagi ga jualan De"

Pakde pun melajukan mobilnya.

Setelah sampai di rumah Nala menghampiri kembarannya Nata.

Dekap HarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang