19. Sederhana

2.7K 168 55
                                    

Selama beberapa hari terakhir Freya menemukan kebiasaan baru yaitu bangun terlebih dahulu daripada Jessi. Entahlah, Freya suka memandangi wajah Jessi yang masih terlelap. Walau dengan kedua mata terpejam, Jessi tetap terlihat cantik dan dewasa.

"Bisa-bisanya orang secakep cici nggak punya pacar sebelum ini," lirih Freya terkekeh. Freya beringsut bangkit dan meraih ponselnya di nakas. Sekarang masih pukul setengah enam, waktu yang terbilang cukup pagi untuk ukuran akhir pekan. Namun, sebuah pesan dari Marsha yang masuk semalam menarik perhatian Freya.


Matcha: Masaa yaa besok udah masuk sekolah lagi

Matcha: Liburnya kurang panjangg 😭


Freya tersadar. "Iya juga. Besok udah masuk," ucapnya membuka kalender. Freya merengut kesal, padahal rasanya baru kemarin liburannya dimulai.

Freya menghembuskan napas malas kemudian berjengit kaget saat sepasang tangan tiba-tiba melingkar di pinggangnya. Freya menoleh ke arah Jessi lalu terkekeh karena Jessi meringkuk tak mau Freya menjauh. "Cici, ih, geli."

"Dingin ..."

"Ck, lagian udah tahu semalem hujan tetep aja nyalain AC enam belas. Minggir!" Freya berusaha melepaskan tangan Jessi dari perutnya, tetapi Jessi malah semakin mengeratkan pelukan. "Ciciii, lepas dulu aku mau ke kamar mandi. Lepasin atau aku ngompol di sini?!"

"Ahaha." Jessi melepaskan Freya sambil tertawa melihat gadis itu buru-buru pergi. "Jangan lama-lama, Frey."

"Iya, iya!" balas Freya dari dalam kamar mandi.

Jessi merapikan posisinya di dalam selimut kemudian menoleh saat Freya sudah selesai. Freya keluar dari kamar mandi dengan sedikit menggigil lalu menelusup ke balik selimut untuk mencari kehangatan dalam dekapan Jessi.

"Airnya dingin," adu Freya memeluk Jessi erat-erat.

"Kubilang juga apa." Jessi tersenyum. Tangannya bergerak membelai rambut cokelat Freya dengan lembut dan merapatkan tubuh mereka. Freya ikut tersenyum ketika rasa hangat mulai terasa menyelimuti keduanya.

"Tahu nggak, sih, Ci," ucap Freya menggantung.

"Kenapa?"

Freya memundurkan kepalanya agar bisa menengadah dan menatap Jessi. "Besok aku udah masuk sekolah lagi."

"Demi apa? Cepet banget." Jessi terkejut.

"Ih, iya, 'kan? Kalau dibandingin pas masuk, dua minggu itu lama banget. Giliran libur malah jadi bentar banget." Freya merengut lagi dan kembali ke ceruk leher Jessi.

"Iya, ya." Jessi ikut membenarkan. "Perasaan baru kemarin kamu jalan-jalan terus sama Flora, sekarang udah jadi pacarku aja."

"Ahh, stop bahas itu. Malu!" Freya mendorong Jessi dan menutupi mukanya sementara Jessi tertawa. Hal paling memalukan di hidup Freya untuk saat ini adalah menganggap Jessi dan Flora menyukai dirinya, tapi ternyata malah Flora dan Freya yang memperebutkan Jessi. "Ngambek, ah." Freya memutar tubuhnya memunggungi Jessi.

"Sengaja banget minta dibujuk?" Jessi tersenyum miring. Jessi tahu Freya adalah tipe orang yang mau tapi tak ingin memberitahu. Jessi bergeser mendekati Freya dan memeluknya dari belakang. "Hm? Sengaja?"

Freya terkekeh geli karena Jessi mengecup bahu sampai telinganya. Freya sedikit berbalik sampai bisa melihat wajah Jessi. "Jangan mulai, deh, nanti--"

"Freya, Jessi, udah bangun?"

"Nah," lanjut Freya menujuk ke arah pintu sambil balas menertawakan Jessi. Jessi seketika menggeram malas dan menarik tubuhnya menjauh dari Freya. Freya kembali terkekeh dan ikut beringsut bangkit. Freya beranjak ke arah pintu dan membukanya, di sana sudah ada Chika menanti dengan senyuman. "Udah, Mi, kenapa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang