Part 16 | Jeha, Kamu Berharga

701 108 46
                                    

⚠ DISCLAIMER ⚠

- Fiksi, tidak ada sangkut pautnya penggambaran karakter tokoh dengan visualisasi
- Terdapat adegan kekerasan dan kata-kata kasar
- Foto cr; Pinterest.

HAPPY READING, GUYS~

⭐⭐⭐

.

.

.

Mahendra duduk di hadapan Darion dengan ekspresi serius. Mencerminkan betapa beratnya berita yang akan ia ungkapkan. Sementara Darion, dengan mata yang penuh kekhawatiran, menunggu dengan napas tertahan.

"Darion," ucap Mahendra perlahan. Mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Situasi Jeha... tidak mudah."

Darion menelan ludah. "A-apa maksudmu? Apa begitu parah?"

Menghela nafas berat, Mahendra menjawab. "Dari hasil pemeriksaan yang telah kita lakukan. Darion, sayangnya Jeha menderita kanker hati stadium 2," ujar dokter itu dengan suara serak.

"Stadium 2?" Darion mengulang pelan, seolah berharap ia salah dengar.

Mahendra mengangguk berat hati. "Sel kankernya mulai menyebar dan memengaruhi sebagian besar hati. Inilah yang menyebabkan Jeha mengalami nyeri pada perut dan muntah darah yang berlebihan."

"Kau yakin tidak salah memvonisnya? Dia bahkan tidak terlihat menguning." Darion sungguh belum bisa menerima fakta ini.

"Darion, kulit kunyit atau jaundice memang gejala umum yang terkait dengan kanker hati. Namun, tidak semua penderitanya akan mengalami. Dalam beberapa kasus, penderita kanker hati mungkin mengalami gejala lain seperti penurunan berat badan, kelelahan, pembengkakan perut atau nyeri perut tanpa menunjukkan jaundice."

"Sebab pada dasarnya, setiap individu dapat merespons kanker hati dengan cara yang berbeda. Untuk kasus Jeha sendiri, sel kankernya tidak mempengaruhi area produksi bilirubin. Jadi dia tidak mengalami jaundice."

Maria mendekat dengan wajah sendunya. "Maaf Darion, kami telat menyadarinya. Sebab penyakit ITP yang diderita Jeha sejak dulu telah menutupi gejala-gejala kanker hati ini. Jeha hanya mengeluhkan perut sakit dan muntah darah, yang sesungguhnya merupakan gejala penyakit ITP juga," ungkap Maria.

Terlebih lagi, Jeha memang sangat jarang kontrol. Anak itu hanya akan melakukan transfusi trombosit dan konsultasi dengan Maria kalau benar-benar sudah tumbang. Itu pun karena dipaksa Garda. Jadi tentu saja Maria terlambat mengetahui jika ada 'sesuatu' lain yang berada di tubuh Jeha.

Telinga Darion terasa berdengung. Ia mencoba memahami ditengah keterguncangan nya. "Tapi, ITP dan kanker hati ..." ucapnya setengah tercekat.

"Keduanya bisa bersamaan Darion," sesal Maria.

Menatap bergantian kedua dokter itu, Darion bertanya dengan suara bergetar. "Masih studium 2, angkat saja sel kankernya Hendra."

"Kita tidak bisa gegabah mengoperasinya Darion. Kau tahu, penderita ITP mengalami gangguan pembekuan darah karena rendahnya trombosit. Kemungkinan terbesarnya, putramu bisa mati di meja operasi."

"Tapi dia bisa sembuh kan? Tolong katakan padaku dia pasti sembuh."

"Kita akan berusaha yang terbaik__"

"Ck, sembuhkan dia Hendra!"

"Darion ..."

"Ku mohon, sembuhkan dia kak ...."

Jeha dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang