[A1]Suasana ruang 01 terlihat sedikit ramai karena yang mengawasi mereka adalah Pak Agus. Guru yang membawa kesenangan bagi muridnya jika sedang ujian. Karena apa? Karena saat mengawas beliau sering tertidur dan itu di manfaatkan baik siswa ataupun siswi bertanya tentang jawaban ujian.
"Psst Ji." panggil Hyunjin pada Yeji yang duduk di seberangnya.
"Apasih?" tanya Yeji yang menatap ke arah kembarannya itu.
"Jawaban nomer 1 sampe 5 apa?" jawab Hyunjin menyengir lebar.
"Lo daritadi ngapain sih belum ngerjain? Kerjain sendiri, usaha enggak usah tanya-tanya. Awas sampe Lo nanya sama orang lain gue bakar juga foto-foto koleksi lo." ucap Yeji dengan menunjuk kumpulan polaroid Hyunjin.
"Awas aja lo sampai bakar polaroid gue." kata Hyunjin mendengus kesal.
"Terserah Lo." ucap Yeji yang melanjutkan mengerjakan ujiannya dan membiarkan Hyunjin menggerutu tidak jelas.
"Punya kembaran pelit banget dah. Enggak seru banget punya kembaran pelit. Awas aja Lo." dumal Hyunjin kesal yang menatap kembali layar komputernya.
"Woy jin." panggil Jaemin yang duduk di dua bangku belakang Hyunjin.
"Apaan?" tanya Hyunjin yang menatap ke arah Jaemin.
"Lo udah nomer 15 sampe 20?" ucap Jaemin pada Hyunjin.
"Boro-boro nomer 15 sampe 20 gue udah. Nomer 1 sampe 5 aja gue belum kerjain. Lo nanya sama orang yang beneran dikit kek gitu. Lo malah nanya ke gue." jawab Hyunjin.
"Yeuu siapa tau lo udah gitu." kata Jaemin yang menatap ke sekitar dan mencari mangsa yang dapat di tanyakan jawabannya.
Sedangkan di ruangan 02 hanya terdengar suara air conditioner dan suara orang yang mengetik di atas keyboard. Tidak ada sama sekali suara yang di keluarkan oleh murid-murid yang berada di ruangan itu karena yang mengawas mereka adalah guru BK yang terkenal dengan kegalakannya yaitu Bu Dara.
"Ekhem Jungwoo fokus pada soal mu. Jangan menatap ke kanan dan kiri." ucap Bu Dara yang mengelilingi ruangan itu.
Jungwoo yang merasa namanya di panggil itu hanya bisa mengusap dadanya sabar. Padahal ia hanya ingin meregangkan lehernya yang terasa kaku karena terlalu lama menunduk dan menatap layar komputer. Sedangkan yang lain berusaha menahannya daripada terkena semprotan dan ceramah dari Bu Dara.
"Kenapa gue harus di ruangan dua? Kenapa enggak ruangan satu atau enggak dua aja gitu. Siap banget hari gue." gumam Haechan yang melirik ke arah sekitar.
"Apa yang kamu mengucapkan sesuatu tadi Haechan?" tanya Bu Dara yang berdiri di samping bangki Haechan.
"Eh Bu Dara. Ibu tau enggak hari ini Ibu cantik banget. Enggak ada yang bisa menyaingi kecantikan ibu hari ini." jawab Haechan yang flirting ke arah Bu Dara.
"Saya memang cantik dari dulu. Saya tidak akan luluh dengan ucapan mu itu. Cepat selesaikan soal ujian mu itu. Atau saya keluarkan kamu dari ruangan ini." ucap Bu Dara yang menarik telinga Haechan.
"Aww Bu lepasin telinga saya. Kalo telinga saya copot Ibu mau ganti telinga saya. Nanti kalo telinga saya copot saya enggak bisa dengar Ibu. Telinga saya mahal ini bu. Di impor langsung dari belanda." kata Haechan yang memegangi telingannya.
"Enggak ada telinga yang bisa di impor. Kamu pikir jamur telinga apa? Kalo telinga kamu copot saya ganti pake telinga gajah biar tambah dengar kamu." ucap Bu Dara yang membuat murid-murid yang berada di ruang dua menahan tawanya.
Setidaknya itu menjadi hiburan mereka agar tidak terlalu tegang saat ujian. Haechan dengan segala tingkahnya itu selalu membuat Bu Dara naik darah saat menghadapinya. Ada saja hal-hal random yang selalu di tanyakan.
Mari kita intip ruangan 03 yang terlihat damai dan tidak ada ketegangan sama sekali. Mereka terlihat santai saat mengerjakan soal. Bahkan sudah ada banyak coretan rumus yang tertulis di atas kertas kosong itu. Bagaimana mereka terlihat santai orang isinya kebanyakan orang pintar semua.
"Ekhem Han tidak usah bertanya jawaban pada Shotaro." ucap Pak Jin yang menatap ke arah Haechan yang bertanya jawaban pada Shotaro.
"Hehehe enggak pak. Saya cuma tanya rumus aja." jawab Han menyengir lebar.
"Sama aja nanti ujung-ujungnya kamu nanya jawaban. Saya tau modus kamu. Saya sekolah lebih dulu daripada kamu jadi saya tau modus-modusnya." ucap Pak Jin.
"Bapak pernah muda dulu. Pasti bapak dulu ujian tanya jawaban juga 'kan? Harusnya bapak membantu kita untuk itu. Sesama manusia itu harus menolong pak. Karena manusia itu makhluk sosial. Coba bayangkan bapak kesusahan terus enggak ada yang nolong. Gimana perasaan bapak? Pasti sedih 'kan. Bapak itu harus menolong kita juga. Pak kalo menolong orang itu pahalanya banyak Lo. Bapak enggak mau dapat pahala?" kata Han yang membuat Pak Jin menganggukkan kepalanya.
"Bener juga kata kamu. Hmm kalian boleh tanya jawaban sama yang lain. Jangan sampai kedengeran sampai luar. Kalo kalian ketahuan bapak enggak mau ikut-ikut." ucap Pak Jin yang membuat murid-murid yang ada di sana bersorak senang.
"Pak Jin tambah ganteng deh. Lopee buat bapak." kata Eunbin yang flirting ke arah Pak Jin.
"Saya memang ganteng. Darimana saja kamu?" balas Pak Jin dengan menyugar rambutnya ke belakang.
"Pak jadi sugar daddy saya mau enggak? Saya cantik Lo pak. Bapak enggak mau sama saya." kata Nancy yang melayangkan flyng kiss ke arah Pak Jin.
"Saya enggak suka daun muda. Saya sukanya sama Bu Airin bukan Kamu." jawab Pak Jin yang membuat Nancy mengerucutkan bibirnya kesal.
"Sakit hati saya Pak." ucap Nancy yang memegang dadanya.
"Ada saya peduli gitu?" balas Pak Jin dengan wajah bodo amat.
"Jahat bapak. Sakit hati saya." kata Nancy kesal.
"Ekhem maaf kami merasa tidak fokus dengan ucapan tidak berfaedah ini. Bisa tolong hentikan dulu setelah itu kalian bisa lanjutkan lagi." ucap Renjun menyela.
"Maaf ya kalo kalian merasa terganggu. Silahkan kalian melanjutkan mengerjakan soal." jawab Pak Jin pada mereka.
"Terimakasih bapak." ucap Renjun yang kembali mengerjakan soal ujiannya.
"Pak!" panggil Yeri yang membuat Pak Jin menatap ke arahnya.
"Apalagi?" ucap Pak Jin pada Yeri.
"Yang sudah selesai boleh keluar enggak?" tanya Yeri.
"Silahkan jangan berisik tapi." jawab Pak Jin yang mempersilahkan.
"Terimakasih Pak Jin ganteng." kata Yeri yang berjalan keluar ruangan ujian.
_To be continued_
Note:
Hai guys!!Apa kabar kalian semua? Maaf kalo lama updatenya ya!!
Thank you buat kalian yang stay nungguin cerita ini update. Love you buat kalian semua!!

KAMU SEDANG MEMBACA
A1 class
RandomSelamat datang di kelas A1 yang di beri julukan dengan 'Murid Istimewa'. Tingkah para penghuni yang random dan absurd membuat guru-guru yang mengajar merasa kewalahan menghadapi tingkah mereka yang super aktif. Di balik sifat mereka yang random itu...