11. Di hukum Berjamaah

36 5 0
                                    

[A1]

Pagi hari ini kelas A1 berdiri di barisan murid yang terlambat. Banyak dari mereka yang terkena hukuman terlebih lagi para Laki-laki yang sering terlambat. Entah kenapa mereka bisa sial di hari bersamaan. Matahari bersinar dengan teriknya membuat hawa menjadi sangat panas. Bahkan ada yang berteduh di bawah pohon agar tidak kepanasan.

"Kita kok bisa telat bareng-bareng sih? Kemarin enggak masuk berjamaah terus sekarang di hukum berjamaah." celetuk Ryujin yang berdiri di barisan anak yang terlambat.

"Karena kita itu best friend. Makanya kita apa-apa itu bareng." ucap Hyunjin yang merangkul Ryujin.

"Jauh-jauh lo sana." kata Ryujin yang mendorong tubuh bongsor Hyunjin.

"Jahat lo Ryu sama gue." ucap Hyunjin dengan wajah berpura-pura sedih.

"Alay monyet." Haechan menoyor kepala Hyunjin.

"Najis banget sumpah Je." ucap Yeji yang bergidik ngeri dengan kelakuan kembarannya itu.

"Apa lo?" kata Hyunjin yang mendelik ke arah Yeji.

"Gue lempar pake sepatu kepala lo ya." Yeji mendengus sebal melihat kelakuan kembarannya itu.

"Berisik." ucap Renjun yang melirik ke arah teman kelasnya itu.

"Koh kok lo bisa telat sih? Biasanya lo dateng pagi-pagi." tanya Giselle pada Renjun.

"Ya bisa ajalah. Gue juga manusia. Telat sehari doang enggak setiap hari juga. Telat sehari enggak buat orang jadi bodoh juga." jawab Renjun yang membuat beberapa temannya tersenyum masam.

"Kok nyelekit banget ya rasanya." kata Haechan yang menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Ekhem perhatikan ke depan." ucap Pak Agus dengan tatapan horornya.

"Eh pak agus. Pagi pak." sapa Haechan dengan senyum yang lebar.

"Enggak usah lebar-lebar kalo senyum. Muka kamu kelihatan serem." ucap Pak Agus yang membuat Haechan mengelus dadanya.

Mereka kembali memperhatikan ke depan. Ada yang berjongkok karena capek berdiri dan ada yang mundur karena kepanasan. Saat guru lewat mereka langsung kembali ke barisan. Tak lama upacara selesai. Murid yang terlambat mendapatkan hukuman untuk menyapu halaman belakang sekolah yang kotor banget karena enggak pernah di bersihin.

"Besok-besok gue mau dateng jam enam ajalah." kata Nakyung mendengus kesal.

"Ini halaman atau kandang sapi sih. Banyak banget daunnya." ucap Nancy yang melihat halaman belakang kotor dengan dedaunan yang tak pernah di bersihkan.

"Gunanya tukang bersih-bersih di sini apa sih? Halaman belakang sekolah bisa kotor kayak gini." kata Shuhua yang menyapu dengan ogah-ogahan.

"Udah enggak usah ngeluh cepat di kerjakan nanti cepat selesai juga." ucap Renjun yang mulai menyapu daun yang berserakan.

"Aaaaa ada ulet! Iiih geli banget gue." teriak Yiren yang bergidik ngeri.

"Ulet doang anying gue kira apaan dah." kata Haechan mendengus kesal.

Yiren mendelik ke arah Haechan, "Heh lo enggak tau geli apa. Hiii udah kecil terus uget-uget lagi. Aaaa geli banget."

A1 classTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang