5. Fight

124 9 0
                                    


[A1]


Pagi hari ini matahari bersinar dengan terangnya. Gumpalan awan putih setia menemani birunya langit pagi. Angin berhembus cukup kencang dan membuat beberapa daun berguguran.

Kebahagian pagi hari ini rusak di sebabkan oleh beberapa orang yang tengah ribut di tengah lapangan. Beberapa orang laki-laki terlibat perkelahian satu sama lain. Banyak yang melihat adegan kekerasan tersebut namun tidak ada yang berani memisahkan mereka karena takut terkena pukulan dari mereka.

"BISA BERHENTI ENGGAK KALIAN?!!" seorang Pemuda dengan berani melerai perkelahian itu.

"Mau apa lo hah?! Mau jadi sok jagoan dengan berantem seperti itu tadi?!" cecar Pemuda itu pada beberapa orang yang tengah terlibat perkelahian.

"Lo enggak usah ikut campur?" sahut seorang Pemuda yang sudah bonyok semua di beberapa bagian tubuhnya.

"Terus lo mau apa?! Mau berantem sampai ada yang jadi korban jiwa?!" pekiknya kesal.

Mereka semua langsung terdiam. Pemuda itu berjalan mengambil botol air minumnya lalu menyiramkannya ke arah mereka dengan kesal.

"Enak enggak rasanya? Perih atau enggak? Kalo enggak mau gue tambahin garem enggak?" tanyanya dengan wajah seperti seorang ibu memarahi anaknya.

"Enggak malu berantem di tengah lapangan di lihatin junior kalian? Kalian harusnya jadi contoh yang baik! Bukan memberikan contoh yang buruk untuk mereka! Apa gunanya kalian di sekolahi kalo buat berantem?! Enggak kasihan sama orang tua kalian?" cecar Seungmin dengan wajah kesal.

"Dan kalian semua apa yang kalian tonton hah?! Bukannya di pisahin malah diem kayak batu di pinggir lapangan? Mau temennya mati gara-gara berkelahi? Heran banget gue sama kalian ke sekolah harusnya buat belajar mencari ilmu malah buat berkelahi? Apa gunanya kalian selama ini sekolah kalo ilmu yang kalian dapet enggak kalian manfaatin dengan baik? Kalian mau jadi  gembel atau mau jadi pengangguran? Beruntung kalian masih bisa di sekolahin sama orang tua kalian. Coba kalian lihat orang-orang di sekitar kalian. Banyak sekali orang tua yang susah untuk menyekolahkan anaknya karena terkendala biaya. Bahkan banyak anak-anak di luar sana yang semangat bekerja untuk bisa bersekolah. Tapi kalian malah berantem kayak gini. Enggak kasihan sama orang tua kalian? Mereka udah kerja keras buat kalian eh kalian malah berbuat yang tidak-tidak." ucap Seungmin dengan lantang.

Tidak ada yang berani menyela ucapan Seungmin sama sekali. Ucapannya membuat mereka kalah telak. Laki-laki itu berhasil membuat semua orang terdiam dengan kata-katanya.

"Sekarang lo semua balik ke kelas sebelum guru BK yang hukum kalian. Dan lo semua cepet ganti baju dan obatin semua lukanya. Sorry gue enggak bermaksud buat kalian basah." Seungmin kemudian berjalan meninggalkan lapangan.

"Anjay keren banget temen gue." ucap Baejin yang menonton keributan pagi-pagi dari lantai atas sekolah.

"Kece banget dah. Gila keren banget." sahut Sunwoo yang berdiri memperhatikan perkelahian yang dilakukan oleh anak kelas lain.

"Gue enggak tau kalo si Seungmin bisa marah kayak gitu." sambung Jungmo yang berdiri di sebelah Sunwoo.

"Lihatin apasih lo pada?" tanya Han yang duduk di dekat jendela dengan sebungkus cimol di tangannya.

"Noh si Seungmin habis marah-marah sama anak-anak yang lagi berantem." jawab Baejin.

"Selamat pagi dunia!!" Eunbin baru saja datang di ikuti oleh Nancy, Chaeyeon, dan juga Siyeon di belakangnya.

"Lihat si Seungmin yang lagi ceramah di tengah lapangan." ucap Baejin yang masih duduk di dekat jendela.

"Kenapa tuh si pak ustad?" tanya Eunbin dengan wajah penasarannya.

A1 classTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang