14. Nilai

45 5 0
                                    


[A1]


Di pagi yang cerah ini sudah ada beberapa murid-murid yang sedang berdiri di depan mading untuk melihat nilai hasil evaluasi mereka kemarin. Bahkan ada yang menunggu dari pagi karena hanya penasaran dengan nilai miliknya sendiri. Nilai-nilai itu akan di pasang jam tujuh nanti. Tapi murid-murid sudah berkumpul mulai pukul setengah tujuh dan ada yang datang pukul enam seperempat. Rajin sekali bukan.

"Rajin banget dah udah kumpul di mading pagi-pagi. Juga mading enggak bakalan pindah kemana-kemana." ucap Haechan yang baru saja datang.

"Ngapain dah pada kumpul di depan mading sana? Mau ambil bansos?" tanya Jungmo yang menatap kumpulan murid-murid berkumpul di depan mading.

"Lihat nilai. Lo enggak mau lihat?" jawab Bomin yang berdiri di samping Jungmo.

"Males. Pasti pengap dan panas di sana. Lihat nanti juga enggak bakalan kemana-mana juga madingnya. Ke kelas ajalah. Nanti aja lihat." ucap Jungmo yang berjalan menuju ke kelas.

"Lo mau lihat kesana Chan?" tanya Bomin kepada Haechan.

"Enggak. Males banget gue desak-desakan di sana." jawab Haechan.

"Gue ke kelas dulu." ucap Bomin yang menepuk pundak Haechan dan berlalu menuju ke kelas.

Suasana kelas A1 saat ini terlihat ramai. Ada yang sedang mengadakan mini konser, bercerita hingga bermain game. Kelas itu terdengar ramai karena lagu yang di nyanyikan oleh Haechan, Jaemin, Hyunjin, dan juga Han. Mereka menggelar mini konser di bagian belakang kelas.

"Kenapa jadi lagu galau sih?" kata Junkyu yang duduk mendengarkan mereka bernyanyi.

"Si Jaemin galau gara-gara di tinggalin sama degemnya." jawab Jongho yang membuat Jaemin melotot menatap ke arah Jongho.

"Tau darimana lo?" tanya Jaemin yang menoleh ke arah Jongho.

"Gue niatnya mau ke indoapril depan kompleks eh lihat Lo lagi sama degem Lo ya gue berniat untuk menghampiri tapi malah denger degem lo mutusin lo. Mana penampilan kayak orang habis kena badai gitu lagi. Ngakak banget inget komuk lo." jawab Jongho.

"Jangan buka kartu gue dong." kata Jaemin yang memakan nasinya dengan kasar.

"Udah lah bro enggak usah galau. Masih banyak degem sama kakel yang bohay. Nanti gue bantuin cari dah. Tidak ada kata galau dalam kamus buaya." ucap Hyunjin yang menepuk pundak Jaemin.

"Sesat banget lo." kata Junkyu mendengus kesal.

"Kenapa lo mau ikutan juga?" tanya Hyunjin pada Junkyu.

"Ogah banget. Enggak ada kerjaan banget gue ikutan. Mending gue nonton pororo aja di rumah." jawab Junkyu yang merebahkan tubuhnya berbantalkan jaket miliknya.

"Masih aja lo nonton pororo. Gue yang ke rumah lo lihat pororo aja muak. Lah lo nontin setiap hari. Apa enggak enek gue jadi lo." sambung Jihoon yang mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Dih pororo lucu ya. Lo aja yang aneh." jawab Junkyu kesal.

"Suka-suka Lo dah." ucap Jihoon yang mengangkat bahunya acuh dan lanjut men-scrool ponselnya.

"Perhatian sebentar!!" kata Renjun yang membuat mereka semua mengalihkan pandangannya.

"Kenapa?" tanya Karina yang menatap ke arah Renjun.

"Ini gue dapet print nilai kalian biar enggak desak-desakan sama kelas lain. Kalian mau lihat boleh tapi gantian jangan rebutan. Dan ini semua murni nilai kalian tanpa ada tambahan dari nilai tugas dan kehadiran di kelas." ucap Renjun pada teman-temannya.

A1 classTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang