21. Konseling

57 24 1
                                    

Tretttt ......

Dering bunyi telpon panggilan dari ponsel seseorang terus berbunyi nyaring di atas kasur.

Ceklek

Pintu kamar terbuka. Seseorang dengan cepat mengambil benda pipih yang masih berdering itu. Lalu menekan tombol terima dari panggilan tersebut tanpa melihat dengan jelas siapa yang menelepon dirinya.

"Assalamualaikum Rayyan ini Papa," Suara di seberang sana terdengar berat.

"Waalaikumussalam, Ada apa, Pa?" Jawab nya terdengar ketus sekali.

"Papa dengar dari Alina kamu hari ini konseling lagi kan? Maaf papa hari ini gak bisa temenin kamu ya, Papa banyak sek--"

"Ya, Rayyan bisa pergi sama Arhan."

"Assalamualaikum.."

Tap

Rayyan memutus sambungan telepon sepihak.

Cepat-cepat Rayyan beralih ke aplikasi WhatsAps untuk mengirimi pesan kepada seseorang.

@Arhan Bocah Contek

Today

Hari ini saya jadi konseling Han.《
08.54   

Tak butuh waktu lama Arhan mengirimi balasan pesan Rayyan dengan cepat pula.

》Okee, gue kerumah lo sekarang.
08.55

✨️ ✨️ ✨️

"Rayyan akhir-akhir ini masih sering bermimpi buruk lagi?" Tanya seorang pria muda yang berprofesi menjadi psikiater di depan nya yang bernama Afriz.

Rayyan mengangguk seperti anak kecil. Ia sedang menjalani sesi konseling untuk ketiga kali nya di sebuah ruangan tertutup bernuansa putih dingin di rumah sakit Bhakti Husada tempat Alina bekerja juga. Dan kebetulan Afriz sendiri adalah teman dekat Alina di rumah sakit ini.

Terakhir kali ia konseling 3 pekan lalu, itu pun belum sepenuh nya ia merasa yang nama nya 'konsultasi'. Awal nya ia malas kalau harus konseling, akan tetapi kakak nya yang super duper perhatian itu menyarankan nya untuk pergi konseling lagi sampai ia benar benar sembuh.

Dan akhir nya saat ini ia memutuskan untuk konseling lagi, mencoba berikhtiar dengan cara konsultasi ke psikiater atas dorongan Alina kemarin malam.

Semenjak Ibu nya meninggal 3 tahun lalu karena sebuah kejadian yang cukup tragis yang mana pada saat itu di alami oleh nya juga. Sejak saat itu ia mengalami trauma yang panjang. Serta saat di-diagnosis kemarin ternyata Rayyan dinyatakan mengidap penyakit mental bernama PTSD (Post Stress Traumatic Disorder) serta tambahan Anxiety Disorder.

Gangguan kecemasan umum atau anxiety adalah perasaan khawatir atau cemas yang tidak terkendali dan berlebihan akan banyak hal. Ada berbagai tanda-tandanya, mulai dari keringat berlebihan, jantung berdebar lebih kencang, dan sulit bernapas.

Untuk itu Rayyan terpaksa menjalani sesi konseling, inipun dengan paksaan dari Kakak nya, Alina. Jika tidak, Alina akan sangat marah padanya.

"Rayyan masih sulit untuk tidur di malam hari?"

"Iya, masih sama. Mungkin insomnia nya tambah parah."

"Ohh .. oke, Ketika Rayyan merasa ketakutan apa sesak nafas nya juga masih ada?"

Rayyan tidak menjawab.

Afriz tersenyum mengerti apa yang di rasakan oleh Rayyan saat ini. Sesaat ia membenarkan kacamata nya.

Starlight With You (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang