11. Stiky-note

88 50 5
                                    

"Kenapa kalian kesini?"

"Emang gak boleh jenguk orang sakit? Yaudah No, kita pulang aja dehh .." Arhan pura-pura merajuk.

"Haha gak deng, bercandaa."

"Ray, ternyata lo bisa sakit juga ya?" Euno bersuara dengan nada bercanda.

"Emang kamu pikir saya cucu Firaun yang ketujuh turunan??" Sewot Rayyan, namun tak lama juga ia terkekeh pelan.

"Btw tumben kamu No, mau jenguk saya? Sejak kapan kita temenan?" Tanya Rayyan pura-pura tidak mengenal Euno.

"Semenjak gue trauma di seret Arhan." Jawab Euno asal.

"Mphh .. HAHAHAH." Arhan sudah memegangi perut nya. Lantaran ngakak dengan kisah pagi tadi di sekolah.

"Hah gimana-gimana?"

"Nih anak main seret gue, buat lerai Kelyn si nenek sihir itu dengan Azea anak polos itu juga. Di kira gue pahlawan kesiangan gitu. Habis itu, gue di ceramahin pak David pula. Kena hukuman aneh nya, padahal gue saksi bukan pelaku. Aneh-aneh aja pak tua itu. Hah, menyesal gue di seret dan ikutin Arhan." Euno bercerita panjang lebar dengan raut wajah yang masih kentara kesal.

"HAHAHAH." Kedua nya, Rayyan dan Arhan kompak tertawa.

"Kenapa kamu menertawai diri sendiri Han?" Tiba-tiba Rayyan bertanya demikian kepada Arhan.

Tawa Arhan seketika pudar. Malah Euno yang menertawainya lagi. Padahal ide dari pahlawan kesiangan adalah Arhan sendiri.

"Oh iyah, Azea kata kamu tadi No? Han, Kelyn Bully Azea lagi??"

Arhan menganggukan kepala pertanda benar adanya yang di tanyakan oleh Rayyan.

"Hah, gak kapok-kapok Kelyn itu--"

"Rayy .. nih titipan dari Azea." Arhan menyodorkan buku Ensiklopedia Astronomi berwarna biru gelap ke arah Rayyan yang ia bawa sejak tadi.

"Ohh .. terimakasih Han." Rayyan mengambil buku itu. Ia melihat-lihat sebentar, namun tak lama ia letakkan di atas nakas samping kasur nya.

"Lomba nya kapan Ray?" Euno bertanya kepada Rayyan.

"Masih lama No, kurang lebih 3 bulanan lagi .. masih cukup sih buat belajar banyak."

"Lo udah pinter woyy dan jago di Astronomi Rayyann!! ngapain belajar banyak-banyak coba?" Heran Arhan kepada Rayyan yang suka sekali dengan sesi belajar. Arhan sampai geleng-geleng kepala. 'Hah, susah kalau orang rakus ilmu.'

Kalau Arhan jangankan lomba, melihat soal-soal ujian sekolah saja pun, rasa nya otak Arhan ingin melompat keluar dari kepalanya. Apalagi kalau lomba yang soal nya lebih dari 50-an dan sangat di luar fikri dan nayla pula??

"Dihh bilang aja lo iri Han." Sahut Euno.

"Mana ada! gue akui ya, otak gue tuh pas-pasan di standar kkm. Jadi yaa ... mau gimana pun gue belajar gak masuk. Dahlah, gue pasrah aja sii."

"Gue kasihan sama lo Han, semoga otak mu nanti mahal ya, kepentok dinding biar jadi orang jenius spek Albert Einstein ..."

"Aamiin .. ehh, sebentar?"

"MAKSUTT ENTE!? Mau jual otak gue yg bloon ini kalau udah jadi jenius??"

"Iya. kalau ada yang beli, siapa tau nanti ada yang butuh .. kalau gak, gue kasih cuma-cuma aja sih. Baguskan ide gue?? Kreatif gitu lho."

"Astagfirullah .. lo psikop*tt No!"

"Aigoo! Lo harus nya--"

"STOP!! Ekhem, .. kalian mau ribut apa mau jenguk orang sakit??" Rayyan bersuara menengahi.

Starlight With You (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang