26. Menu Seblak

29 7 3
                                    

Mereka akhir nya berhenti bermain bola, dengan permainan yang di menangkan oleh  anak-anak panti. Meskipun permainan itu sedikit abal-abal dan tak seimbang, tetapi tetap saja anak-anak panti menang telak.

Dan dengan kemenangan itu pula mereka meminta kepada Rayyan agar membawakan sesuatu lagi, jika dia kembali berkunjung. Tanpa pikir panjang Rayyan menyetujui permintaan mereka, sebagai hadiah tentu nya.

"Okee, Abang setuju. Tapi tunggu Abang kesini ya, nanti Abang bawaain."

"Oke bos!!"

Mereka berdua, Rayyan dan Azea kemudian berpamitan kepada Bu Asih dan anak-anak Panti sebelum mereka benar-benar pulang.

"Jam berapa Za? Saya gak pake jam tangan hari ini." Rayyan menyalakan mesin mobil dan mulai mengemudi ke arah jalan raya.

"Jam lima kurang dua menit." Ucap Azea begitu ia melihat jam tangan coklat yang melingkar di tangan kanan nya.

"Ohh, oke."

"Za, kamu laper gak? Mau makan sesuatu?" Tawar Rayyan.

"Atau jangan-jangan kamu yang laper?" Bukan nya menjawab Azea malah menebak.

"Hehe, perut saya yang minta di isi." Kilah nya menjawab pertanyaan tebakan dari Azea.

Rayyan tak bisa berbohong bahwa memang diri nya lah yang merasa lapar saat ini. Di sela-sela sore seperti ini bisa-bisa nya perut nya lapar minta di isi. Mungkin karena efek ia bermain dengan anak-anak panti tadi pikirnya.

"Boleh, terserah kamu aja mau makan di mana." Jawab Azea kemudian.

"Oke, aku mau makan seblak di perempatan sana. Di sana enak, saya sudah mencoba nya beberapa kali."

"Oh ya? Tapi katanya gak bisa makan pedas?" Selidik Azea merasa heran. Yang ia tahu bahwa Rayyan tak bisa memakan sesuatu yang ada rasa pedas nya. Lalu ini? Apa perut nya benar-benar akan baik-baik saja, pikirnya.

"Khusus buat saya, gak pedas." Cengir Rayyan, menyadari tatapan selidik dari Azea. Mungkin hanya dia yang aneh, makan seblak tapi rasa original alias tidak pakai bumbu pedas sama sekali.

Azea ber-oh ria mendengar jawaban dari Rayyan. Azea kemudian mengambil kantong kresek berwarna putih yang tergeletak di samping ia duduk.

Ia mengambil 2 buah yogurt rasa strawberry yang sempat ia beli di supermarket tadi.

"Kamu mau Ray? Nih ambil ya." Tawar Azea kepada Rayyan. Ia meletakkan di depan samping tempat setiran mobil yang memang khusus untuk menaruh sesuatu di atas sana.

"Kamu?"

"Ini aku minum, satu nya lagi di dalam kantong kresek itu."

"Ohh oke. Terimakasih."

✨️ ✨️ ✨️

Mereka akhir nya sampai di kedai seblak Bu Imah. Kedai seblak legendaris menurut Rayyan. Pasal nya di saat kedai lain menyediakan seblak rasa mematikan lidah dan lambung, justru di sini sebaliknya yang ia dapatkan. Ingat! hanya khusus untuk dirinya!

Kedai seblak mana yang bisa mengerti lidah dan lambung Rayyan? Jika tidak dikedai ini. Dirinya cukup bersahabat dengan kedai milik Bu Imah ini yang sudah berdiri sejak ia duduk di bangku SMP. Meskipun kedai ini tidak terlalu besar tetapi setiap hari kedai ini selalu tak pernah sepi pembeli.

Dan yang paling menarik adalah rasa kuah seblak yang bisa direquest untuk tidak pakai bumbu cabe alias tidak pedas. Di sini juga bahkan menyediakan berbagai aneka toping yang bisa sesuka hati untuk memilih alias seblak toping prasmanan.

Starlight With You (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang