Berhati-hatilah dalam melangkah. Kita tidak tahu ranjau apa yang sudah menanti di depan
_Shenina Arunika_
_________________
Sudah satu bulan sejak kepergian Arumi. Hidup Shenina tidak banyak berubah namun kian temaram. Ia harus merangkul Aurora dan menjadi kakak sekaligus orang tua untuk Aurora disaat dia sendiri juga perlu perhatian itu.
"Ra?"
Aurora menghentikan langkah. Ia meremas ujung bajunya saat melihat Shenina mendekat.
"Dari mana?" tanya Shenina tenang namun tidak dengan perasaan Aurora.
Aurora terdiam dengan gelisah. Ia menghindari kontak mata dengan Shenina. Aurora takut. Takut jika Shenina mengetahui yang sebenarnya. Ia takut Shenina kecewa kepadanya.
"Rora, kakak tanya. Kamu dari mana?" ulang Shenina. Ia sedikit tidak sabar saat melihat Aurora diam dan mencoba menghindarinya.
"Aurora Calista Kusuma Jaya!!"
Aurora terkejut saat Shenina menyebut nama lengkapnya. Ia menelan ludahnya saat melihat aura mengintimidasi dari Shenina.
"Aku baru aja nemuin kak Rangga," Aurora berucap pelan sembari menunduk.
Kening Shena berkerut bingung. "Rangga? Bukannya kalian udah putus?" tanya Shenina membuat Aurora menatapnya. "Aku hanya ingin menemui kak Rangga, kak. Kami putus karena keadaan." jawab Aurora membuat Shenina menatapnya dalam.
Shenina tentu tahu arah pembicaraan Aurora. Ia masih ingat jelas saat pertama kali mengetahui jika adiknya berpacaran dengan Rangga Abisatya, anak kelas sepuluh yang aktif di ekstrakurikuler Pramuka.
"Aku istirahat dulu, ya, kak?"
Shenina mengatupkan bibirnya lagi saat Aurora sudah berlalu ke kamarnya. Gelagat aneh Aurora membuat Shenina bingung.
"Kayaknya aku harus cari tahu tentang masalah Rora," gumam Shenina.
Pagi hari saat Aurora ke sekolah, Shenina masih sibuk di rumah. Hari ini ia libur karena dewan guru mengadakan rapat. Shenina membersihkan rumahnya dan semua kamar.
Tentang Aurora, Shenina masih akan menyelidiki. Sikap Aurora membuat Shenina berpikir yang tidak-tidak. Ia takut Aurora mendapat masalah dan enggan mengatakannya. Jika benar, kecurigaan Shenina jatuh pada Rangga. Besok saat sekolah, ia akan menemui mantan kekasih Aurora tersebut.
Tuk
Mata Shenina terpaku pada benda persegi panjang yang jatuh dari tempat sampah di kamar Aurora. Seketika jantung Shenina berhenti berdetak. Napasnya tercekat saat dua garis terlihat di sana. Tangan Shenina meremas testpack yang baru ia temukan. Berulang kali Shenina menghela napas untuk mengurangi rasa sesak.
Ia tidak bisa langsung menyimpulkan jika benda itu adalah milik Aurora. Namun, melihat perubahan sikap Aurora, membuat Shenina tidak bisa berpikir positif. Tidak. Ia akan tetap mempercayai Aurora dan menepis segala pikiran buruknya. Selagi ia belum mendengar pernyataan langsung dari Aurora, Shenina tidak akan mengambil tindakan apapun.
Shenina menyimpan testpack yang ia temukan dan segera menyelesaikan bersih-bersihnya. Setelahnya, Shenina kembali ke kamarnya dan mencari handphonenya. Ia menekan nomor telepon untuk menghubungi seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perayaan Kehilangan (Shenina) | | [END]
General FictionTentang Shenina Arunika dan segala hal rumit dalam hidupnya. Kehilangan yang mulai menjadi bagian hidupnya sejak kecil. Tentang masalah keluarga, cinta, dan cita yang datang bersamaan. Ia harus menjadi pelindung dan obat untuk orang lain disaat diri...