26. Kenangan

22 2 0
                                    

Terlalu banyak yang aku lupakan termasuk kisah indah yang dulu pernah ingin aku lanjutkan

_Shenina Arunika_

___________________

Namanya Aziell Glenaldi, sejak bayi sudah tinggal di panti asuhan cemara indah saat bu Rahayu mendengar suara anjing menggonggong di depan gerbang panti. Saat itulah, bu Rahayu melihat bayi tergeletak di dalam box bayi dengan peralatan bayi lengkap.

Karena semalaman tidak mendengar suara tangis dari bayi yang baru ia temukan, bu Rahayu membawanya ke dokter. Bu Rahayu terkejut saat mendengar perkataan dokter bahwa bayi itu mengalami cacat permanen pada pita suaranya hingga merembet ke gendang telinganya.

Sejak saat itu, bu Rahayu merawat bayi yang ia beri nama Aziell Glenaldi. El, begitulah sapaannya di panti. Sejak kecil, El terbiasa sendirian. Tidak mempunyai teman, bahkan tidak pernah ada dalam daftar anak yang dipilih oleh orang tua untuk diadopsi.

"Namanya Aziell, kami memanggilnya El. Dia anak yang baik dan penurut, bu, pak. Dia selalu mempunyai empati terhadap sekitarnya."

Wanita itu tersenyum sembari menatap Aziell. Ia kembali menatap kearah suaminya, meminta izin untuk berinteraksi dengan Aziell.

"Halo, El. Ingin mainan?"

Aziell mengangguk lalu mengambil mainan yang disodorkan padanya. Wanita itu mengerjap saat melihat reaksi Aziell. Ia berbalik menatap kearah suaminya yang ternyata juga sama bingung.

"Maaf, bu, pak. Sejak bayi Aziell tidak dapat mendengar dan berbicara. Karena itu..."

"Maaf, bu Rahayu. Mendengar kondisi Aziell, membuat kami harus mempertimbangkan kembali tentang adopsi Aziell. Terima kasih,"

Aziell hanya menatap kepergian sepasang suami-istri itu lalu beranjak menuju kamarnya. Hal seperti ini sudah sering terjadi. Walaupun Aziell sudah berusaha berdamai dengan penolakan terhadapnya, namun rasa sakit karena dipandang berbeda tetap terasa.

Butuh waktu berhari-hari untuk Aziell kembali pada dunia yang harus ia jalani. Selama itu, Aziell tidak pernah mengajak anak lain bermain, tidak mau berkomunikasi dengan bu Rahayu, dan lebih menyukai taman belakang panti sebagai tempat pelarian.

"El, apa itu?" tanya bu Rahayu saat melihat Aziell datang dengan beberapa tangkai bunga.

"Ini bunga yang aku petik, bu. Tadi, aku melihat ada seseorang yang memberikan uang karena membeli bunga. Bagiamana kalau aku juga jualan bunga?"

Bu Rahayu terkejut saat mengetahui keinginan Aziell. Namun, di satu sisi, bu Rahayu juga merasa lega karena itu artinya, Aziell sudah menemukan kegemarannya.

Karena itu, bu Rahayu membuatkan keranjang bunga untuk Aziell berjualan. Bu Rahayu juga sudah berpesan, uang yang Aziell dapat untuk Aziell simpan sendiri.

Melihat Aziell yang bersemangat menjual bunga-bunga, membuat hati bu Rahayu menghangat. Selama ini, Aziell selalu murung, bahkan saat bermain dengan anak-anak panti lainnya. Namun kini, bu Rahayu senang karena Aziell menemukan bahagianya lewat berjualan bunga.

"Bu, hari ini aku bertemu dengan anak perempuan yang cantik. Dia sedang piknik dengan orang tuanya di taman dan ayahnya bisa bahasa isyarat seperti aku."

Hari itu, Aziell menceritakan tentang seorang anak perempuan dan orang tuanya yang ia temui di taman.

"Benarkah? Siapa namanya?"

"Namanya Shena. Dia sangat baik dan ingin menjadi temanku. Orang tuanya juga sangat baik, bu. Mereka membeli bunga jualanku. Shena, dia menyukai bunga matahari. Besok, aku akan menemuinya di taman dan memberinya bunga matahari."

Perayaan Kehilangan (Shenina) | | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang