22. First

25 3 0
                                    

Orang lama akan selalu ada tempat

_Shenina Arunika_

__________________

"Kamu belajar apa, Shen?" tanya Jo saat melihat Shenina sibuk dengan beberapa buku.

"Aku sedang belajar bahasa isyarat, Jo." jawab Shenina tanpa menatap Jo.

"Bahasa isyarat? Buat apa?"

"Buat bicara sama temanku."

Tubuh Jo menegang saat Shenina menyebut teman. Itu berarti, ia bukan satu-satunya teman Shenina. Jo menatap Shenina yang terlihat bersemangat membaca buku dengan berbagai gestur tangan.

"Siapa namanya?" tanya Jo membuat Shenina menatapnya lalu membuat ekspresi berpikir, "El," jawab Shenina membuat Jo menghela napas panjang. Dia masih kecil, tapi entah kenapa mendengar Shenina menyebut nama anak lain membuatnya sedih.

"Laki-laki atau perempuan?"

"Dia laki-laki, seusia kamu."

Lagi, jawaban Shenina membuat tubuh Jo tak enak. Ia ingin marah dan menangis. Namun, Jo menahannya karena tidak ingin membuat Shenina bingung.

"Kamu mau bertemu dengannya? Biasanya, kami bertemu di taman setiap sore. Dia selalu kasih aku bunga matahari."

Perkataan Shenina membuat fokus Jo tertuju pada keranjang bunga matahari di kamar Shenina. Sekarang, ia tahu dari mana Shenina selalu pulang membawa setangkai bunga.

"Tidak. Aku tidak mau bertemu dengannya." tolak Jo membuat kening Shenina berkerut bingung.

"Kenapa?"

"Dia tuli dan bisu."

Bola Shenina membulat saat mendengar kalimat Jo. Ia segera berdiri dan memukul lengan Jo sangat keras.

"Kata-katamu jahat sekali, Jo. Dia memang tuli dan bisu, tapi kamu tidak perlu memperjelas!"

Jo meringis saat merasakan ngilu di lengannya. Ia menatap kepergian Shenina hingga suara dentuman pintu terdengar keras.

"Dia memarahiku? Demi orang baru?" Jo menatap ubin lantai dengan sendu.

Sejak saat itu, Jo diam-diam mengikuti Shenina yang pergi menemui El. Dia melihat Shenina yang tertawa lepas saat berkomunikasi dengan El walaupun hanya dengan gestur tangan.

Jo melihat keranjang penuh bunga disebelah El. Ia menatap wajah Shenina yang berseri saat menerima bunga matahari dari El. Melihat hal itu, perasaan Jo semakin sakit. Terlebih ia menyadari tatapan El sama dengan tatapannya pada Shenina.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Jo? Menguntit Nona Shena?"

Suara bariton itu mengejutkan Jo. Ia berbalik sembari menunduk saat menyadari kehadiran Max.

"Aku hanya penasaran dengan teman baru Shena,"

Max menatap Shenina lalu beralih menggandeng tangan Jo menuju mobil. Sepanjang perjalanan, Jo hanya diam sembari menatap keluar jendela mobil.

"Kamu tidak lupa apa tugasmu di sini, bukan?" pertanyaan Max membuat Jo menoleh.

"Menjadi teman sekaligus pelindung nona Shena." jawab Max membuat Jo menatapnya bingung.

"Kamu masih kecil, tapi saya yakin kamu pasti paham maksud saya." Max menepikan mobilnya lalu menatap Jo dalam. "Hilangkan sifat cemburu kamu jika nona Shena dekat dengan orang lain. Jangan pernah merasa perasaan kamu berhak untuk nona Shena. Jo, nona Shena dengan kita berbeda. Kamu harus memiliki batasan untuk bersamanya. Bagaimanapun, nona Shena adalah nona muda kita. Dan kita adalah bawahannya yang tidak setara dengannya."

Perayaan Kehilangan (Shenina) | | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang