34. Batas

21 2 0
                                    

Hidup mempunyai batas, maka dari itu jangan mati sebelum semuanya terbalaskan

_Shenina Arunika_

_______________

Kedatangan Fathur dan Esya membuat Shenina termangu. Bagaimana ia melewatkan fakta yang begitu penting tentang hubungan dua orang itu.

'Esya hasil dari perselingkuhan ibunya dengan laki-laki lain. Lalu, apa hubungan dia dengan Fathur dan Wilona?'

Otak Shenina berputar mencoba mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya.

"Halo, kak Shenina. Lama tidak bertemu." sapa Esya saat berhadapan dengan Shenina.

Shenina hanya menatapnya dengan datar dan pandangannya beralih ke Fathur yang masih menggenggam pistol.

"Shenina Haidar Mana Denting. Akhirnya kita bertemu di luar sekolah."

Tangan Shenina mengepal kuat saat mendengar ledekan dari Fathur. Iya, Fathur adalah guru di Tunas Bangsa. Dan Shenina benci saat harus bertatapan dengan manusia seperti Fathur.

"Lo mau hancurin keluarga gue 'kan, kak? Sorry, tapi liat. Ini keluarga gue yang nggak akan bisa lo hancurin!" ucap Esya angkuh.

Shenina tersenyum miring saat mendengar perkataan Esya. Ingatkan jika ingatan Shenina yang dulu telah kembali. Ingatan tentang siapa dirinya dan hal gila apa yang sudah ia lakukan.

Mang Kardi yang sedari tadi diam, ia menyemprotkan sesuatu kearah Shenina dan Jo sehingga membuat pandangan mereka menjadi berkabut dan bau menyengat menusuk indra penciumannya.

Shenina batuk saat asap yang ia hirup terlalu banyak hingga ada seseorang yang menariknya keluar dari kabut asap yang tebal.

"Shena?" panggil Jo sembari menutup hidung.

"Shen?"

Hening. Jo tidak mendengar sahutan dari Shenina. Bahkan, ia tidak mendengar suara dari pihak lawan. Hingga satu menit, kabut tebal perlahan menghilang, baru pandangan Jo kembali jelas. Jo panik saat mendapati bahwa Shenina tidak ada di tempat itu. Ia juga tidak melihat Wilona dan yang lainnya. Hanya ada dia dan beberapa bodyguard yang menemani.

"Cari Shena!" perintah Jo membuat para bodyguard berpencar mencari nona mudanya.

"Kamu di mana, Shen?" gumam Jo panik.

***

Di dalam mobil yang terus melaju, Shenina duduk diam sembari menatap Esya yang terus memegangi tangannya. Jangan lupakan Fathur yang sedang menyetir dan Wilona yang duduk di depan sembari meliriknya dari spion.

"Gimana rasanya jadi tahanan dari keluarga yang mau lo hancurin, kak?" tanya Esya tersenyum mengejek.

"Gue takut banget. Tolong lepasin dong!" ucap Shenina sembari memasang wajah memelas. "Lo mau gue mohon kayak gitu 'kan? Sorry, lo lupa gue siapa? Shenina Arunika cucu pertama keluarga Denting nggak akan pernah memohon ke orang lain termasuk ke kalian!" sentak Shenina.

"Cucu pertamanya adalah Fathur, bukan kamu." sela Wilona.

"Walaupun dia lahir duluan, tapi tetap saya cucu pertamanya karena ayah saya adalah anak pertama." Shenina menjeda kalimatnya. Ia menatap Wilona dan Fathur bergantian dengan senyum misterius. "Dia cucu ke-empat karena paman Zaid adalah anak ke-empat. Itu penempatan silsilah keluarga Denting. Anda harusnya tahu, bukan?"

Srettt

Fathur menginjak rem mendadak membuat semuanya terhuyung ke depan.

"Fathur?" panggil Wilona saat mengetahui raut wajah anaknya yang berubah.

Perayaan Kehilangan (Shenina) | | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang