13. Gagal

24 3 0
                                    

Dan aku gagal membawa diriku menjadi sosok pelindung yang baik untuknya

_Shenina Arunika_

___________________

Shenina berjalan menuju kamar Aurora. Ia menghela napas dan menguatkan hatinya. Berusaha untuk sabar dan tidak menyakiti Aurora. Bahkan Shenina juga memikirkan bagaimana jika feeling-nya benar.

"Ra!"

Aurora terkejut saat melihat Shenina. Ia menatap Shenina yang terlihat serius. "Bisa bicara sebentar? Kakak tunggu di ruang tamu."

Aurora menelan ludah panik. Ia tidak tahu apa yang akan Shenina bicarakan. Namun, pikirannya kalut. Dengan takut-takut, Aurora duduk berhadapan dengan Shenina yang duduk dengan wajah datar. Hal itu justru semakin membuat Aurora gelisah.

"Jelaskan sama kakak tanpa setengah-setengah. Jelaskan tanpa harus membuat kakak memotong ucapan kamu!"

Aurora menatap Shenina bingung. Ia tidak paham maksud Shenina. Namun, matanya membulat saat Shenina menunjukkan testpack. Darahnya berdesir dengan kedua tangan saling meremas. Kepala Aurora menunduk tidak berani menatap Shenina yang sedari tadi diam menunggunya berbicara.

"Bicara, Ra! Kakak nemuin itu di tempat sampah di kamar kamu. Apa maksudnya? Apa itu punya kamu?" tanya Shenina dengan runtut membuat Aurora semakin menunduk.

"Maaf, kak," lirih Aurora membuat jantung Shenina nyaris berhenti. Kata maaf yang keluar dari mulut Aurora semakin membuatnya kehilangan kata-kata.

"Aku salah, aku minta maaf." Aurora menangis. Ia menatap Shenina yang terdiam dengan tatapan kosong.

"Kak Shena boleh pukul aku. Kak Shena boleh marah, boleh maki aku, tapi tolong jangan diam aja, kak."

Shenina memegang sandaran sofa dengan napas tersengal. Dadanya terasa sesak saat air matanya mengalir. Melihat Shenina, Aurora bersimpuh meminta maaf. Ia sakit saat melihat Shenina menangis tanpa suara.

"Maaf, kak." ucap Aurora menangis.

Sakit, hancur, kecewa, marah, semuanya bercampur jadi satu. Shenina tidak kuat menatap Aurora setelah mengetahui kebenaran yang tidak ia harapkan. Dalam hati, ia terus mengumpati dirinya yang lalai menjaga Aurora. Shenina mengutuk dirinya sendiri atas semua yang terjadi pada Aurora.

"Kakak gagal jagain kamu, Ra," Shenina berucap lirih. "Kakak gagal lindungi kamu. Kakak gagal jadi kakak yang baik buat kamu. Kakak ngecewain bunda di sana. Kakak..." Shenina tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Aurora menggeleng. Ia meraih tangan Shenina dan menggenggamnya. "Ini bukan salah kak Shena. Maaf, aku nggak bisa jaga diri dan buat kak Shena kecewa. Jangan salahin diri kakak!" ucap Aurora dengan tangis yang kian kencang. Ia gagal. Ia justru menambah beban Shenina.

Ingatkan Aurora jika selama ini Shenina selalu melakukan yang terbaik untuknya. Ingatkan Aurora jika ia lupa kalau Shenina selalu berusaha untuk mendahulukan ia daripada diri Shenina sendiri. Dan kini, Aurora melukai hati Shenina. Aurora mengkhianati kepercayaan Shenina.

"Kak!" seru Aurora saat Shenina bangkit dan berjalan lesu ke kamarnya.

Shenina mengunci pintu kamarnya dan duduk di belakang pintu. Tangannya bertumpu pada kaki dengan tatapan kosong ke depan. Shenina meremas rambutnya kuat. Menyalurkan emosinya yang menumpuk. Beberapa kali ia membenturkan kepala di pintu mencoba mengurangi rasa sakit di kepalanya.

Perayaan Kehilangan (Shenina) | | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang