35. Selesai

21 3 0
                                    

Perayaan kehilangan itu merenggut jantungku. Ia membawanya terbang tinggi meninggalkan raganya utuh tanpa detak kehidupan

_Shenina Arunika_

________________

"Kenapa bisa?" tanya Fathur setelah membaca berita itu.

"Pasti ulah Shenina," celetuk Esya membuat Wilona dan Fathur menatap Shenina yang tersenyum.

Karena kepalang kesal, Wilona turun dari mobil dan berniat untuk membalas perbuatan Shenina. Namun, langkahnya terhenti saat melihat banyak rombongan yang datang mendekat. Wilona terkejut saat melihat seseorang yang familiar di matanya datang menaiki motor dengan bendera berlambang keluarga Denting.

"Zaid?" gumam Wilona saat Zaid membuka helmnya.

Di belakangnya, Jo datang dan langsung memeluk Shenina erat. Berkali-kali ia melayangkan kecupan di pelipis Shenina.

"Maaf, Shen. Maaf karena nggak bisa jaga kamu." ucap Jo.

Shenina membalas pelukan Jo lalu berucap, "it's okay, Jo. Aku baik."

Pelukan mereka terurai. Jo dan Shenina menatap Wilona yang kini berhadapan dengan Zaid dengan tatapan tidak percaya.

"Zaid?"

"Ya, ini aku, Lana," jawab Zaid seolah tahu rasa terkejut dari Wilona.

"Bagaimana bisa?"

"Aku datang untuk menghentikan semua kegilaan kamu, Na. Bahkan aku masih nggak percaya kalau kamu yang bunuh kak Haidar dan kak Catarina,"

Zaid sudah mendengar semuanya dari Willie disertai bukti-bukti. Ia tidak percaya bahwa kerusuhan di keluarga Denting disebabkan oleh Wilona, perempuan yang ia cintai. Perempuan yang ia anggap lemah lembut dan anggun, nyatanya penyebab banyaknya kehilangan anggota keluarga Denting.

"Jadi, ini rencana kalian? Kalian ingin menghancurkan kami?" tanya Wilona dengan mata berkaca-kaca.

Zaid menggeleng. "Bukan kami yang menghancurkan kalian, Na. Kamu yang udah bikin hancur keluarga Denting sama kelakuan kamu!"

Fathur dan Esya keluar dari mobil. Mata Fathur menatap Zaid dengan tatapan tak terbaca. Zaid membalas tatapan Fathur. Ia termangu sejenak saat menatap mata tajam milik Fathur. Lalu, pandangan Zaid beralih ke Wilona.

"Dia anakku, Na?" tanya Zaid membuat Wilona tertegun. "Bukan, dia anakku." sahut Wilona cepat.

Zaid menggeleng, "Dia anakku. Dia anak kita, 'kan?" tanyanya lagi.

Wilona semakin kuat menggeleng. Tidak. Ini tidak ada dalam daftar rencananya. Mengapa Zaid harus datang disaat seperti ini? Kemana saja pria itu selama dua puluh lima tahun? Kemana dia saat Wilona harus menghadapi dunia sendirian dan merawat Fathur? Sayangnya, Wilona tidak tahu bahwa selama ini Zaid menebus kesalahannya pada keluarganya dan ikut menderita.

"Ini kapan baku hantamnya?" bisik salah satu anggota di belakang Haikal.

"Nggak tahu. Tapi seru juga kek liat drama Korea Utara."

"Sstt.."

Haikal mendelik saat mendengar percakapan anggotanya. Bisa-bisanya disaat genting seperti ini, anggotanya mengghibah.

Di sisi lain, Jo menatap Shenina yang masih memperhatikan Zaid dan Wilona. Dalam hati, Jo bersyukur karena Shenina tidak terluka.

"Shen?"

Perayaan Kehilangan (Shenina) | | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang