18. Terungkap

32 3 0
                                    

Lalu, bagiamana jika perasaan ini tetap goyah untuk memilih pemiliknya?

_Shenina Arunika_

__________________

"Sekarang waktu yang tepat, bukan?"

"Haruskah? Gue..."

"Lo naif banget jadi manusia. Kenapa? Sekarang apa lagi yang buat lo goyah, Ca?"

Kedua tangannya terkepal kuat. Pikiran dan batinnya saling berperang.

"Ini menyangkut nama Erga. Gue nggak bisa."

Gadis itu adalah Esya. Ia sedang berada di salah satu club malam di  ruangan VIP. Ia sedang berbicara dengan seorang laki-laki yang usianya lima tahun di atasnya.

"Ck. Ternyata, terlalu bucin itu nggak baik." ucap laki-laki itu lalu menenggak minuman beralkohol miliknya. "Kan dia udah lepas jabatan. Kalau begini, nama baik Dirga nggak begitu tercoreng karena dia udah bukan ketua osis. Tapi bayangin Shenina, dia bakal dihujat habis-habisan karena hubungan mereka terjalin sejak dia jadi ketua osis."

Esya menghela napas lalu meminum minuman yang sama. Seketika kepalanya terasa pusing karena kadar alkohol dalam jumlah tinggi. Laki-laki di sampingnya tersenyum miring saat melihat Esya yang mulai kehilangan kesadarannya.

"Ca, lo jangan teler dulu, woy. Upload buruan! Kesempatan nggak datang dua kali. Kalau datang dua kali, namanya hoki." bisiknya membuat Esya menggeliat tak nyaman.

Seperti sihir, Esya bergerak mengambil handphonenya. Ia mengotak-atik benda pipih itu dengan mata yang sedikit buram karena pengaruh alkohol. Setelah selesai, Esya meletakkan kepalanya di meja dengan tangan yang masih menggenggam handphonenya.

Laki-laki itu meraih handphone Esya dan tersenyum saat melihat rencananya berhasil. Pandangannya menatap Esya yang mulai tak sadarkan diri. Ia membopong Esya keluar dari club menuju mobilnya.

***

Shenina mondar-mandir di dalam kamarnya dengan gelisah. Sejak di sekolah, ia tidak tenang, ditambah ia sempat menemui kepala sekolah yang merupakan pamannya. Shenina meminta penjelasan dari pamannya, Shaka Aryawana Denting, mengenai jabatan Jo sebagai ketua osis. Dan jawaban Shaka masih membekas dipikirannya.

Flashback On

Tanpa mengetuk pintu, Shenina masuk ruangan kepala sekolah membuat Shaka terkejut. Shaka merupakan kepala sekolah Tunas Bangsa sekaligus anak terakhir dari Willie. Diusianya yang hampir kepala tiga, Shaka masih betah sendiri dan sibuk dengan pekerjaannya.

Melihat kedatangan Shenina, Shaka menutup laptopnya dan fokus pada keponakan kesayangannya itu.

"Paman bisa jelaskan situasi ini? Jo menjadi ketua osis? Apa maksudnya?" tanya Shenina.

"Apa Jo tidak pantas menjadi ketua osis?"

Kening Shenina berkerut bingung saat mendengar Shaka bertanya balik padanya.

"Sebelum bertanya, pastikan kamu paham arah pertanyaan itu kemana, Shena!" ucap Shaka masih dengan ekspresi tenang.

"Shena hanya nggak paham maksud permainan kalian! Ada apa?"

Shaka berdiri dan berjalan menuju Shenina. Di setiap derap langkahnya terdengar tegas namun tidak membuat Shenina bergerak mundur. Ingatkan jika Shenina adalah cucu dari mafia terbesar di Eropa. Dengan kata lain, ia adalah duplikat kedua. Dan yang sedang dia hadapi adalah duplikat pertama yang paling kecil. Tentu Shenina tidak takut.

Perayaan Kehilangan (Shenina) | | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang