17. Jonathan

26 2 0
                                    

Kita terlalu dekat sampai-sampai aku tidak bisa melihat celah untuk kita bersama

_Shenina Arunika_

___________________

Kabar tentang adanya ketua osis baru, tentu saja membuat pertanyaan besar bagi semua siswa-siswi Tunas Bangsa. Mengapa diadakan pergantian ketua osis bahkan sebelum satu semester terlewati?

Dan kabar mengejutkan lainnya, bahwa Jonathan Georginio Bastian yang menjadi ketua osis. Nathan, begitulah sapaannya di sekolah. Ia terkenal dikalangan siswi-siswi yang mengidolakannya. Nathan bukan siswa yang suka menjadi pusat perhatian, namun ia justru menjadi kapten tim basket di sekolah dan sekarang, ia juga menjabat sebagai ketua osis.

Seperti yang lain, Shenina juga terkejut. Kini, ia melangkah menuju ruang osis. Di sana, orang yang ia cari sudah duduk tenang dengan beberapa lembar kertas di tangannya.

"Kenapa? Kenapa kamu nggak bilang, Jo?" tanya Shenina membuat atensi Jonathan teralihkan. Ya, Nathan yang dikenal di sekolah, adalah satu orang dengan Jo, sahabat sekaligus pelindung Shenina.

Jo menyimpan kertas-kertasnya lagi dan menatap Shenina. Ia melihat sirat kecewa dari mata hazel milik Shenina.

"Maaf, tapi aku ngelakuin ini karena ada alasannya, Aru,"

"Aku nggak peduli!" sentak Shenina membuat Jo terkejut. "Aku nggak peduli alasan apapun itu, pertanyaannya kenapa kamu nggak rundingin ini sama aku, Jo? Kenapa kamu bertindak sendirian?" tanya Shenina beruntun.

"Bukankah sama aja kayak kamu, Aru? Kamu juga bertindak sendirian saat ada masalah dengan Rangga. Kamu nggak ngasih aku kesempatan buat bantu kamu. Sekarang adil, bukan?"

Shenina sudah menduga bahwa Jo yang memberitahu Willie tentang masalahnya bersama Rangga.

"Tapi kan kamu tahu masalah aku sama Rangga,"

Jo menghela napas lalu menatap Shenina dalam. "Kita nggak sedekat itu, Aru. Perlu diingat, antara kamu dan aku hanyalah sebatas atasan dan bawahan. Kadang, aku juga lupa batasan itu." ucapan Jo membuat Shenina terhenyak.

"Kok kamu bilang gitu? Kita udah sepakat buat jadi sahabat."

Jo memalingkan wajahnya. Sahabat? Jadi, selama ini Shenina hanya menganggapnya sahabat? Shenina tidak salah. Hanya, perasaan Jo saja yang kelewat batas. Ia melewati batas dengan mencintai Shenina. Padahal, Jo tahu siapa dia. Siapa dia hingga berani mencintai keturunan Denting?

"Jo, jawab aku!"

"Bentar lagi bel masuk, Aru. Kamu harus ke kelas."

Shenina menatap Jo dengan terluka. Ia terluka saat mendengar ucapan Jo yang mengusirnya. Ingatkan juga saat Jo mengungkit masalah derajat mereka. Tentu Shenina tidak suka. Ia tidak pernah menganggap Jo sebagai bawahan yang ditugaskan Willie untuk menjaganya. Shenina menganggap Jo sebagai sahabat yang selalu membantu dan mendengarkan semua keluh kesahnya.

Akhirnya, Shenina pergi dan membanting pintu dengan keras. Jo hanya menatapnya tanpa ada niat untuk mencegah Shenina. Ia juga tidak bermaksud bersikap demikian pada Shenina. Namun, ia kembali ingat tentang kesenjangan sosial antara dia dan Shenina.

"Andai takdir nggak mempertemukan kita kayak gini, Aru. Mungkin, jatuh cinta sama kamu bukan kesalahan." gumam Jo sembari mengingat kejadian sepuluh tahun lalu.

Flashback On

"Dia siapa, pa?" tanya Shenina saat Haidar pulang bersama anak laki-laki yang terlihat kucel.

Perayaan Kehilangan (Shenina) | | [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang