🕰MilNas-01🕰

14.9K 1.3K 105
                                    

Votenya tolong, jangan sider terus, minimal vote aja bentar gitu loh, payah bener kayanya.

Jangan jimplang, vote 2 detik setelah itu lanjut baca.

200 vote dan 50 komen, ayo!

🕰Happy Reading🕰

Kenapa hidup ini sangat membosankan? Bagi gadis bernama lengkap Mily Dameswara, hidupnya benar-benar membosankan.

Yah, bagaimana tidak, Mily adalah anak tunggal dari keluarga Dameswara, yang terkenal kaya raya dan juga problematika.

Haha, sudah jelas Dameswara itu keluarga penuh masalah dan penuh kekayaan.

Mily memiliki tinggi 173 Cm, kelas 3 SMA di SMA Laksmana.

Wajah? Cantik, sudah jelas Mily cantik, keturunan Dameswara tak ada yang gagal.

Rambutnya hitam, hanya saja sejak ulang tahun yang ke 17, Mily mengecat warna rambutnya jadi Lilac, dia mau ada sedikit perubahan dihidup nya yang membosankan ini.

Mily berusia 18 tahun, bola mata hitam legam yang sebenarnya sayu, hanya saja kalau dia menemukan sesuatu yang menurutnya menarik, maka mata sayunya bisa sebulat almond.

Bibir Mily itu, unik, bibir atasnya lumayan berisi, namun bibir bawahnya tipis, warna alami bibir, pink pucat.

Makanya Mily selalu pakai lipbalm ke sekolah.

Mily itu benar-benar definisi cewek kalem, ya, dia selalu mendekam di kelas, tak punya teman, hanya sendirian saja.

Jarang ke kantin karena Papi selalu bawain bekal.

Dan, Mily ini pintar, hanya saja dia malas.

Hari ini kelas Mily kedatangan murid baru, seorang laki-laki berusia 17 tahun pindahan SMA Pemersatu Bangsa.

"Nama saya Nasza Bimasgana, salam kenal," suaranya datar, tenang, dan kosong.

Wajah Nasza, bisa Mily masukan kategori cantik, ya, lihat saja mata nya itu, tidak bulat, namun juga tidak sayu.

Hanya saja, datar, warna mata Nasza itu hitam agak kemerahan, unik sih.

"Nasza bisa duduk di depan meja Mily, Mily angkat kaki-maksud ibu angkat tangannya."

Mily mendengus tipis, dia mengangkat tangannya lalu melihat Nasza berjalan ke arah kursi di depan meja Mily.

Punggung Nasza lebar, Nasza tinggi, warna rambut hitam setengkuk, ada tahi lalat dibawah mata kiri.

"Hai," sapa Mily tenang.

Nasza menganggukan kepalanya pelan.

Pembelajaran berlangsung seperti biasa, lalu di jam pulang, Mily kabur dari jemputan sopirnya.

Dia berjalan sendirian di daerah pinggiran kota, melihat banyak kandang babi di beberapa halaman rumah.

"Heh, ada babi," gumamnya seraya mendekat dan hendak mengelus kepala babi pink di dalam.

Tapi tangan Mily tak mampu menjangkaunya, jadi Mily memilih untuk memanjat masuk dan segera mendekati babi tadi.

"Lucunya, babi-babi," kekeh Mily.

Dasar aneh.

Mily asik mengelus kepala salah satu babi, tapi ternyata babi itu tak suka dielus dan justru menjadi agresif.

"Woi, kalem," tegur Mily saat babi itu menyundul pinggang Mily.

Babi tadi tak menggubris, dia justru mulai menyeruduk Mily kuat sampai gadis itu jatuh terduduk di lumpur-lumpur.

"Bangsat!" Maki Mily, namun makiannya tak berlanjut saat melihat ada sekitar 6 babi mulai berlari kearahnya.

Dengan terburu Mily bangkit dan berlari menjauhi para babi itu.

"Sial! AWAS LO BABI! JANGAN KEJER GUE!" Jerit Mily kuat.

Dia terus berlari, dan berusaha untuk memanjat ke kayu pembatas, alias pagar.

"Uh, brengsek," umpat Mily saat babi-babi itu menyeruduk kayu pembatas tadi.

Kayu itu mulai bergerak-gerak hendak menjatuhkan Mily.

Padahal Mily sudah sampai diatas pagar dan hendak turun, namun babi-babi tadi terus membuat pagar bergerak-gerak.

"Lompat,"

Mily menunduk, melihat ternyata itu, Nasza?

"Ngapain lo disitu?" Tanya Mily yang masih panik.

Nasza hanya menatapnya datar, kedua tangannya sudah bersiap untuk menangkap Mily.

"Lompat atau gue tinggal." Nada suara Nasza datar sekali.

Angin semilir menggerakan dedaunan sekitar, Mily sempat tertegun saat melihat mata Nasza kala tertimpa cahaya matahari.

Begitu berkilau, dan..indah.

Jantung Mily berdegup tak karuan, antara panik sama jatuh cinta.

"Oke, gue lompat," putus Mily kemudian melompat dari atas, dan Nasza menangkapnya dengan mudah.

Tinggi mereka sepantaran, Nasza menangkap tubuh Mily lalu menurunkannya ke jalan.

"Makasih," ujar Mily pelan.

Nasza hanya mengangguk lalu berjalan meninggalkan Mily, meninggalkan gadis yang baru merasakan jatuh cinta pada pandangan permata.

Mata Mily tampak berbinar, mata sayunya kini menemukan sesuatu yang menarik, yang mampu membuat masa remaja Mily menjadi lebih berwarna.

Dan, keputusan Nasza untuk menolong Mily, adalah mala petaka.

Karena apa? Karena sejak hari itu, tiada satu hari tanpa godaan Mily atau tanpa kata-kata vulgar nan mesum darinya.

Kalau tau bakal kaya gitu, mending Nasza gak nolongin Mily.

Niat kemanusiaanya justru membuat Mily begitu terobsesi untuk memilikinya.

Dan, itu adalah kejadian 4 bulan silam, selama 4 bulan ini Nasza sudah cukup banyak berdoa pada Tuhan agar dijauhkan dari Mily.

Tapi doanya tak kunjung terkabul.

"Pagi, Naszayang, gue bawain lo ini."

Nasza melirik singkat pada apa yang Mily berikan "Apa?" Tanya Nasza datar.

"Itu kondom, kalau gak mau dipake, bisa ditiup biar jadi balon, hehe."

Seisi kelas seketika hening, sementara Nasza, menutup wajahnya yang sudah memerah karena malu mendengar ucapan frontal Mily.

Dasar cewek gak punya malu!

🕰Bersambung🕰

Pervert Cegil [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang