Ayo vote, kalau cepat penuh, semoga bisa triple up hari ini kaya Catallena sama Alaria.
Vote diawal atau diakhir chapter.
JANGAN SIDER!
200 vote dan 50 komen, ayo!
🕰Happy Reading🕰
Mimpi tadi malam membuat Nasza tak mampu menatap kearah Mily, setiap kali Nasza mendengar suara Mily maka jantung Nasza pasti akan berdegup kian cepat.
"Pagiiii, Naszayang~" Sapa Mily seraya mengusap gemas pucuk kepala Nasza.
Membuat Nasza diam membeku dengan wajah yang merah padam, spontan dia menepis tangan Mily dari kepalanya.
"Gausah pegang-pegang!" Ketus Nasza sejutek mungkin seraya menatap Mily, namun itu pilihan yang salah.
Sebab saat Nasza menatap wajah Mily, yang masuk ke otaknya adalah saat dia bermimpi basah tadi malam.
Segera Nasza membuang muka "Gue lagi gak mau diganggu, tolong jangan ganggu gue," cetus Nasza tenang.
Mily ber oh ria, dia mengangguk lalu mengecup pipi Nasza cepat sebelum akhirnya duduk di kursinya yanh ada di belakang Nasza.
Nasza hanya diam, wajahnya dibuat sedatar mungkin namun telinganya sudah merah tak karuan.
Hela napas kasar Nasza berikan, dia menangkup wajahnya pelan "Mimpi kurang ajar.." Lirihnya.
Kenapa pula harus Mily yang masuk ke mimpi basah pertama Nasza, kenapa bukan yang wajahnya blur saja.
Mily tak tau apa yang terjadi pada Nasza, jadi dia bertingkah centil seperti biasanya tanpa tau itu membuat jantung Nasza hampir meledak.
Saat jam istirahat tiba, Nasza tadi berniat ingin tidur saja di kelas, namun Mily mengacaukan semua rencananya.
"Naszayang, ayo ke kantin," ajak Mily semangat seraya menarik tangan Nasza.
Nasza membeku, sentuhan Mily sama seperti sentuhan di mimpinya, semalam, secara cepat Nasza melepaskan genggaman Mily dan menatapnya tajam.
"GAK USAH PEGANG-PEGANG!" Bentak Nasza kelepasan, dia hanya takut detak jantungnya bisa terdengar saat Mily terus mendekatinya.
Mily terdiam kaget, dan seisi kelas juga kaget, tak pernah Nasza membentak Mily selama 6 bulan didekati sama Mily.
Nasza yang menyadari tatapan kaget Mily seketika sadar, dia baru membentak Mily, dengan segera Nasza bicara.
"M-maaf, gue gak maksud bentak, cuma, lo jangan pegang-pegang gue.." Nada suara Nasza lirih dan terdengar tak enakan setelah membentak Mily.
Mily segera melipat tangannya di dada dan mendengus "Oke, gue gak bakal nyentuh lo, bye!" Kesalnya lalu berjalan keluar kelas.
Meninggalkan Nasza yang terpaku ditempat, dadanya terasa nyeri saat Mily berkata seperti itu, dia ingin mengejar Mily namun tak bisa.
Kalau di dekat Mily, jantung Nasza tak terkontrol, jadi Nasza tak mau dekat-dekat sama Mily.
Ditambah perutnya jadi tergelitik saat Mily didekatnya, perasaan aneh yang membuat Nasza uring-uringan gak jelas.
Tak lama setelah Mily pergi, Aisyah datang ke kelas dan menyapa Nasza.
"Nasza, nanti sore temenin aku ke Gramedia yaaa," pinta Aisyah manja seraya memeluk Nasza.
Aneh, jantung Nasza berdetak normal, tak ada rasa tergelitik saat Aisyah menyentuh dan memeluknya, segera Nasza melepaskan pelukan Aisyah.
"Oke," jawab Nasza singkat.
Aisyah tersenyum senang, akhirnya Nasza nurutin apa yang Aisyah mau, kan begini bagus.
"Ke kantin yuk," ajak Aisyah lagi.
Nasza mengangguk, mereka berjalan keluar kelas menuju kantin, dan setibanya di kantin, Nasza diam membeku saat melihat Mily sedang tertawa bersama seorang siswa dari kelas lain.
Raut wajah Nasza mengeras, kedua tangannya mengepal kuat, dia segera membuang muka "Cih," decihnya lirih.
Dia tak suka Mily tertawa bersama orang lain, biasanya Mily hanya tertawa di dekatnya dan padanya saja, bukan pada orang lain.
Nasza tidak suka, ingin rasanya Nasza dorong siswa didekat Mily menjauh dan berteriak di depan siswa itu bahwa Mily adalah Milik-
"Hah? Apa yang gue pikirin," gumam Nasza panik saat pikiran itu lewat dikepalanya.
Dia menggeleng ribut lalu berjalan keluar kantin, gak bisa gini, keberadaan Mily terlalu membuatnya kacau.
"Sadar Nas, lo sama Mily gak bakal bisa satu, beda agama," gumam Nasza pada dirinya sendiri.
Nasza sampai tak sadar Aisyah terus memanggilnya saat Nasza keluar kantin.
Nasza terlalu larut pada dirinya dan pada pikirannya, semua itu karena Mily dan mimpi basah sialannya.
🕰Bersambung🕰
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert Cegil [End]
Teen Fiction"Nasza! Kapan ada waktu kita mampir ke Oyo yuk!" Sial, wajah Nasza memang ekspresinya datar, namun warnanya sudah mengalahkan warna kepiting rebus, dilihat betapa dingin sifat Nasza, tapi jantungnya tak bisa menghadapi kecentilan dan gombalan Mily. ...