Votenya, vote, hmmm, jimplang ya kulihat-lihat.
Ayo vote sebentar, vote diawal atau diakhir chapter.
200 vote dan 50 komen, ayo!
🕰Happy Reading🕰
Aisyah nih, benar-benar tidak mencerminkan arti dari namanya, namanya begitu syahdu namun sifatnya begitu syaitan.
Nasza baru juga bahagia sedikit karena Mily tidak marah padanya lagi, tapi kini lihatlah, Aisyah sudah memulai rencana liciknya.
"Aisyah mau tunangan dulu sama kamu, sebagai pengikat antara kalian nantinya," tutur Papa Zen.
Rumah mereka sudah ramai dengan keluarga Aisyah, dan Aisyah sendiri tersenyum bahagia atas pertunangan mereka.
Alis Nasza berkerut, tanda tak terima.
"Enggak mau, Nasza gak pernah ngebantah apapun keputusan Mama sama Papa, apalagi di masa depan Nasza justru nikah sama orang yang enggak Nasza suka, jadi biarin Nasza ngerasain dulu rasanya suka sama perempuan," protes Nasza.
Papa dan Mama hendak marah namun orang tua Aisyah menghentikan mereka seketika.
"Apa yang Nasza bilang itu benar, baiklah pertunangan akan dibatalkan namun kamu tetap akan menikahi Aisyah saat dewasa," tutur Ayah Aisyah.
Nasza dapat bernapas lega, dia mengangguk namun tak lama Aisyah tantrum gak jelas.
"AYAH! AISYAH MAU TUNANGAN SEKARANG!" Dih, tantrum ni anak.
Ibu Aisyah langsung merangkul Aisyah dan memberikannya pengertian dengan tutur kata lembut.
"Aisyah, mau sebanyak apapun perempuan yang Nasza dekati, tetap kamu yang akan dinikahi, tetap kamu pemenangnya, nak," tutur Ibu lembut namun diselingi dengan senyum miring.
Aisyah berhenti mengamuk, dia mengangguk terpaksa lalu ikut pulang bersama orang tuanya.
Nasza menggeleng pelan, jadi apa masa depannya kalau nikah sama cewek gak waras kaya Aisyah.
"Mending gue kawin lari sama Mily nanti," gumam Nasza kemudian berjalan kembali ke kamarnya.
Aisyah itu cewek gak waras, terlalu dimanjakan orang tua, egois, ambisius, tempramental dan lagi, gila.
Apapun kemauan Aisyah harus dipenuhi atau anak itu akan mengamuk tak terkira.
Mama Naira tak melarang Nasza pergi kembali ke kamar, yah, sejujurnya melihat sikap Aisyah yang tak kunjung berubah, membuat Naira berpikir 2 kali untuk melanjutkan perjodohan.
"Pa, kayanya Aisyah ini gak bisa narik hati Nasza deh, Mama khawatir nanti yang ada pernikahannya kelak hancur," lirih Mama Naira pada Papa Zen.
Papa Zen tak menjawab, karena sejujurnya juga dia tak menyukai Aisyah.
"Nanti saja ya kita bicarakan, Papa juga bingung harus bagaimana," jawab Papa Zen.
Sementara Nasza saat ini lagi video call sama Mily, ya sejak kejadian tadi siang, hubungan mereka naik tingkat, dari asing jadi teman.
Ya masih teman, belum naik pesat, nanti Mily ngelunjak.
"Lagi ngapain?" Tanya Nasza yang baru saja berbaring di kasur.
Mily di layar panggilan tampak tersenyum genit, lalu menurunkan kamera kearah tank top dan belahan dada yang dia pakai.
"Lagi rebahan," jawab Mily santai, dia tertawa saat melihat wajah memerah Nasza kala melihat belahan dada Mily.
"Gak malu lo," tegur Nasza.
"Halah, lo aja suka ngeliatnya kan?"
"Lily, stop that," tegur Nasza.
Mily tertawa pelan, dia suka sekali melihat wajah memerah Nasza, akhirnya Nasza agak luluh setelah 7 bulan Mily ngejer secara ugal-ugalan.
Mereka berbincang sampai tengah malam dan sampai Nasza tertidur lelap, Mily tak mematikan panggilan sampai pagi.
Ini adalah langkah menuju kebucinan Nasza pada Mily.
🕰Bersambung🕰
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert Cegil [End]
Teen Fiction"Nasza! Kapan ada waktu kita mampir ke Oyo yuk!" Sial, wajah Nasza memang ekspresinya datar, namun warnanya sudah mengalahkan warna kepiting rebus, dilihat betapa dingin sifat Nasza, tapi jantungnya tak bisa menghadapi kecentilan dan gombalan Mily. ...