AKHIRNYA AKU BISA DOUBLE UP DISINI MUAHAHAHAHHA!
Tapi votenya gak ada peningkatan, gini-gini aja haduh.
Ayolah, vote nya jangan lupa, males banget pada vote, heran.
200 vote dan 50 komen ayo! Vote diawal atau diakhir chapter.
🕰Happy Reading🕰
Nasza terbangun dari mimpi indahnya pada jam 10 pagi, keadaan kamar hotel begitu senyap dengan Ac yang menerpa kulit putih Nasza.
Mata Nasza masih menyesuaikan sinar yang masuk ke matanya, dia mengulet dan meregangkan tubuhnya.
"Lyly," panggil Nasza manja seraya mengucek matanya dan menguap.
Tak ada sahutan, Nasza mengerucutkan bibirnya lalu bangkit dan duduk di kasur, mengusap pelan wajahnya agar kesadarannya pulih.
Nasza menyadari cincin dijari manisnya "Eh? Cincin?" Nasza menatap lekat cincin itu dengan seksama lalu tersenyum lebar.
Mily melamarnya!?
Jantung Nasza berdegup tak karuan, dia segera turun dari kasur namun matanya tertuju pada novel bercover langit berwarna jingga dengan judul The Only One.
Tatapan mata Nasza berbinar cerah, segera diraihnya buku itu dan dibukanya sampul plastik yang menutupi bukunya.
Halaman pertama dari buku itu adalah kata-kata indah untuk Nasza.
Hai pemilik mata rubi kilat yang menawan, buku ini aku berikan khusus untukmu, sang kasih yang mampu merubah hidup monotonku.
Nasza, sejak awal aku tau kalau kita itu ditakdirkan bersama, itulah kenapa aku begitu BRUTAL dan UGAL-UGALAN dalam mengejar cintamu.
Jangan ilfeel yah, mungkin saja ini novel ini tak seindah Novel Tere Liye atau Novel Fiersa Basari, tapi aku membuat novel ini tulus dari hati.
Aku sangat mencintai seorang Nasza karena benar adanya Nasza adalah cinta pertama terakhirku.
Selamat membaca, selamat melihat kisah yang kita lewati kini, nanti dan selamanya.
I love you💋
Nasza terkekeh malu, dia segera menutup novel tadi dan memeluknya penuh bahagia.
"Gue seneng banget, Lyly! Lo romantis banget sih, pengen cium, LYLYYYY!" Pekik Nasza girang seraya berjalan cepat ke kamar mandi.
Karena Nasza kira Mily ada disana, dia segera membuka pintu kamar mandi, senyumnya pudar saat tak menemukan Mily.
"Lyly?" Panggilnya dengan nada kebingungan, lalu Nasza berjalan menuju ruang pakaian di hotel, dan tak menemukan Mily.
Nasza juga tak menemukan ponsel Mily, dompet atau dressnya tadi malam.
"Lyly.." Gumam Nasza masih terus mencari Mily, dia berjalan keluar dari kamar hotel menuju resepsionis.
Untungnya Nasza pakai kardigan untuk nutupi tulang selangka nya yang agak terekspos karena piyama yang dia pakai itu berdada rendah.
"Mbak, tau cewek yang tadi malam masuk sama saya enggak?" Tanya Nasza pada Resepsionis hotel.
Resepsionis hotel segera menjawab dengan sopan "Perempuan yang masuk bersama anda tadi malam sudah pergi di jam 3 malam."
Jawaban Resepsionis tadi membuat ekspresi Nasza tampak semakin kebingungan.
"Apa setelah dia pergi, dia ada kembali sebentar?" Tanya Nasza penuh harap.
"Maaf, tapi perempuan itu tidak ada kembali lagi,"
"P-pasti mbak keliru kan, dia pasti ada kembali sebentar, mbak pasti enggak ngeliat dia pas balik," desak Nasza dengan suara bergetar.
"Maaf, tapi benar dia tidak ada kembali lagi."
Tubuh Nasza bergetar, dia menggigit bibir bawahnya dengan air mata yang menumpuk.
Kakinya lemas, Nasza jatuh terduduk dan tangisnya seketika pecah.
"Lylyyyyyyyyyyyyyyyyyyy!" Tangis Nasza histeris seraya menutup wajahnya.
Mily pergi, katanya dia janji gak akan ninggalin Nasza.
Tapi..ini dia pergi, Lyly pergi?
Ini bukan mimpi kan?
Tapi..Nasza enggak bisa menghadapinya, ini terlalu sakit untuk diterima.
Nasza terlalu sakit menerima kenyataan ini.
🕰Bersambung🕰
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert Cegil [End]
Teen Fiction"Nasza! Kapan ada waktu kita mampir ke Oyo yuk!" Sial, wajah Nasza memang ekspresinya datar, namun warnanya sudah mengalahkan warna kepiting rebus, dilihat betapa dingin sifat Nasza, tapi jantungnya tak bisa menghadapi kecentilan dan gombalan Mily. ...