Chap 44

339 26 5
                                    

Chap 44

Semua karakter milik Masashi Kishimoto sensei
Thor cuma pinjam tanpa izin
Ide terinspirasi dari film Barbie namun isinya jauh berbeda
Genre : romance, friendship, magic, fantasy, isekai, gender bender, modern kingdom
Pair : rahasia author
Sifat karakter berbeda dengan versi anime dan manga, pasti ooc, bahasa baku
Typo bertebaran

Happy reading



Dengan gerakan cepat Naruto dan Sasuke berlari menghindar dari tanah longsor. Mereka beruntung karena berhasil selamat.

"Ba-baru saja tanah longsor dan kita selamat," gumam Naruto. Tak percaya jika ia bisa selamat meski ia hanya manusia biasa yang mengandalkan kekuatan fisik yang tak setara dengan kekuatan shinobi.

Nafas Sasuke terengah-engah. Jika terlambat sedikit saja ia bisa berada di alam lain dan itu adalah hal yang menyeramkan. Apalagi Sasuke belum memberitahukan kebenaran mengenai identitas aslinya kepada Naruto.

"A-aku takut. Hah.. Hah.. " Badan Sasuke pun limbung. Namun Naruto kembali menolongnya. Memeluknya dengan erat dan menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

"Princess, kamu tidak apa-apa?" tanya Naruto merasa sangat cemas.

Saat itu juga Sasuke merasa tubuhnya gemetar. Sensasi yang sama di kala kakaknya, Uchiha Itachi yang telah membantai semua anggota klan Uchiha. Hanya waktu itu ia seorang diri, sedangkan sekarang ada Naruto yang menopang tubuhnya agar tidak jatuh.

"A-aku takut sekali, Naruto kun. Takut.. Hiks.. Hiks.. " lirih Sasuke. Matanya meneteskan air mata dan ia pun menangis. Sasuke memeluk Naruto dengan sangat erat. Ia begitu takut. Rasa trauma itu kembali bangkit meski ia sudah tahu tentang kebenaran sang kakak yang membantai anggota klan Uchiha.

Naruto sangat terkejut sekaligus cemas melihat Sasuke yang menangis dengan tubuh gemetar. Yang bisa ia lakukan sekarang adalah memeluknya dengan erat seperti yang ia lakukan terhadap Naruko ketika mereka berdua masih duduk di bangku sekolah dasar. Jika Naruko menangis, Naruto akan memeluknya. Itulah yang ia lakukan. Setelah duduk di bangku smp dan sma, Naruto jarang melakukan hal itu karena Naruko tertutup padanya.

"Princess, tenanglah. Ada aku di sini. Kita selamat dan sebentar lagi bantuan akan segera datang. Bodyguard dan pelayanmu pasti tidak akan membiarkanmu berada dalam bahaya," bujuk Naruto.

Mereka duduk di bawah pohon setelah berhasil selamat dari tanah longsor. Bulan purnama malam ini menjadi cahaya penerang malam bagi mereka berdua.

Pelukan pun terlepas. Sasuke segera mengusap air matanya dengan sapu tangan yang selalu ia bawa.

Wajahnya memerah akibat menahan malu. Ia sama sekali tidak menyangka jika dirinya akan menangis hanya karena bisa selamat dari tanah longsor. Tapi itu hal yang wajar. Di dunia yang baru, ia, Naruto dan manusia manapun tidak memiliki kekuatan seperti pengendalian cakra.

"Ba-bagaimana?" tanya Naruto dengan wajah memerah dan merasa gugup.

Sasuke pun menoleh ke arah Naruto lalu menatapnya. Naruto tampak malu dan gugup di mata Sasuke.

'Dia bisa bersikap begitu juga ya?' pikir Sasuke. Tanpa sadar ia tersenyum.

Deg deg. Lagi-lagi Naruto harus merasakan debaran jantung yang kencang. Terlebih ketika melihat senyuman sang princess yang begitu memukau.

'Ke-kenapa Princess Maria Angelica sangat cantik? Ma-maksudku.. Dia mirip sekali dengan si teme. Aku kan jadi tambah bingung dan juga galau,' umpat Naruto.

The Princess and the Rockstar (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang