"Tidak usah berbohong ayah , ayah memanggil ku kesini karna ingin menjodohkan ku dengan Karina , bukan seperti itu ayah?" Arkan sudah curiga tiba tiba karina berkerja di perusahaan ayahnya padahal dia kaya
"Ya , tidak ada bantahan , perusahaan milik ayah karina bisa membantu perusahaan ayah untuk maju" ucap ayahnya
"Ck , mau semaju apa lagi yah , apa uang yang keluar dari perusahaan ini kecil?" Tanya Arkan
" Apapun itu , tapi pertunangan tetap terjadi " setelah kematian istrinya ayah menjadi penggila kerja
"Saya tidak akan menerima pertunangan itu" kata Arkan
"Saya sudah memungut mu di jalanan , sebaiknya kau tau diri tentang hal ini" ucap ayahnya , Arkan tersenyum
"Kalo kejadian nya seperti ini , saya juga tidak akan ingin dipungut oleh mu" perkataan Arkan membuat kemarahan ayahnya memuncak
"Ayah bilang tau diri , jika ayah berfikir lagi perusahaan ini maju karna bantuan sapa?, Anak kandung mu itu hanya bisa menikmati uang mu bukan" ucapan Arkan membuat ayahnya terdiam
Semua benar jika tidak ada Arkan mungkin perusahaan ini akan biasa saja
Arkan tidak berfikir ayah angkatnya akan mengungkit tentang itu , Arkan sudah berfikir banyak hal sejak kecil untuk membantu ayah angkatnya dalam belajar bisnis
Padahal ia sangat suka dengan memasak saat itu, tapi Arkan lupakan hal itu untuk membantu ayahnya dalam perusahaan di Perancis bahkan saat ia masih kuliah sudah membantu ayahnya
"Kenapa diam?" Tanya Arkan
"Saya pulang" ucap Arkan setelahnya ia pergi begitu saja dari ruangan ayahnya
Ayahnya merenung memikirkan masalah itu, tentang Arkan ...
Off flashback Arkan
Pagi yang cerah Riana terbangun karna cahaya dari jendela , Riana menoleh melihat jam sudah siang ia baru saja kemaren sekolah sekarang tidak lagi
Ceklek..
Aksa masuk dengan nampan berisi makanan
"Saya lupa membangunkan mu untuk sekolah" kata Aksa , Aksa lupa jika gadis nya masih sekolah
Riana mengabaikan nya
"Makan lah" Aksa memberi nampan makanan itu"Gw harap mata Lo masih berfungsi" sindir Riana , Karna kedua tangan di borgol
"Sorry baby" ucap Aksa dengan kekehan kecil nya , setelah Aksa menaruh nampan itu di meja , ia membuka borgolnya
Riana mengambil makanan itu , biarkan lah masalah di culiknya bukan masalah besar selagi ia tidak di siksa bukan
"Kalo mau mandi gapapa , saya sudah membelikan baju dan _ hm bra dan celana dalam kamu" Aksa sedikit gugup sebenarnya
"Lo!" Kaget Riana , apa lagi ini setalah pas itu Arkan sekarang Aksa
"Jangan marah bukan saya yang beli , tapi pelayan" kata Aksa
Riana mengangguk mengerti, Aksa duduk di samping Riana
Riana menghabiskan makanan itu karna lapar
Riana menaruh nampan itu di meja sebelahnya , setelah dilihat kamar Aksa lebih cerah dari pada kamar Arkan , Aksa lebih ke putih dan rangkaian lukisan abstrak di dindingnya
"Kamu mau liat lukisan?" Tanya Aksa
"Hm" dari pada ia disini dengan diam , sangat membosankan
Aksa mengajak Riana keluar , di mansion ini ada ruangan pameran lukisan yang selama ini ia bikin dari kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi gadis tomboy (END)
Teen FictionJangan lupa follow yakk...... "KITA MULAI SAJA PERTANDINGAN INI" pembawa acara balapan motor legal "Riana " "Riana" "Riana" Suara itu terus berulang memanggil nama seorang wanita yang mengikuti pertandingan balapan motor itu Tetapi suatu kejadian...