Sebenernya mereka juga heran kenapa Galang pergi tiba tiba apa ada yang terjadi sama Kalfin?
"Kita juga pergi ya Riana , kamu istirahat aja dulu" kata Kana yang lain juga mengangguk
"Yaudah hati hati" ketiganya pergi setelah makan entahlah tapi Riana merasa curiga
"Kenapa?" Tanya Arkan sedari tadi Riana begitu gelisah
"Entahlah tapi aku merasa ada yang akan terjadi tapi buruk" ucap Riana
"Gak apa apa" ucap Arkan mengelus rambut Riana
"Semoga aja" ucap Riana mencoba tenang
Galang datang tergesa gesa , Galang masuk dengan baju khusus diruangan Kalfin
"Kalfin bertahan demi Riana sama bunda lo" ucapan Galang membuat Kalfin bereaksi pada tangannya
"Riana ada dieropa sekarang , ya kita gak ngasih tau tapi mungkin sebentar lagi Riana juga tau" kata Galang
Kalfin koma sudah 4 harian ini
"Bertahan ya" Galang meneteskan air matanya walaupun Kalfin hanya temanya tapi ia juga merasa sakitRyan dan lainnya menatap sedih kearah kaca ruangan Kalfin
Galang keluar setelah Kalfin tenang , jantung nya kembali stabil
"Gimana?" Tanya Kana
"Gapapa mungkin Kalfin kangen Riana " ucap Galang
Mereka duduk di didepan ruangan Kalfin
"Gw tau ini janji Kalfin untuk kita gak ngasih tau Riana , tapi sekian lama Kalfin bertahan juga pasti Riana kecewa kalo sebelumnya kita gak ngasih tau" ucap Tomi
"Ya gw tau kita tahan sebentar untuk Riana gak tau dulu , semoga aja Kalfin cepat sadar aja" kata Galang mereka mengangguk
Riana di rumah Galang hanya bersantai santai dengan Arkan menonton tv memakan cemilan
"Kalfin belum pulang juga ya " ucap Riana
"Entahlah tapi mungkin lagi banyak kerjaan" ucap Arkan
"Mungkin" Riana seraya mengelus rambut Arkan yang lagi tiduran di atas pangkuan pahanya
Sudah hari keberapa Riana bersantai dirumah Galang , mereka hanya bilang tentang Kalfin yang sedang kerja dan kerja
Entahlah tapi Riana curiga
"Maaf mau tanya kalian tau kamar Kalfin?" Tanya Riana kepada salah satu pembantu
"Ada di sebelah kamar tuan galang nona , sudah lama sekali kamar itu gak ditepatin karna tuan Kalfin juga tidak pulang pulang" ucap pembantu itu dan pergi
"Tidak pulang pulang?" Riana tentu bingung pekerjaannya banyak sampai gak pulang
Riana disore hari hanya berfikir tentang Kalfin , Arkan sedang pergi yang lain juga pergi entah kemana
Jadi Riana coba melihat kamar Kalfin , kamar terbuka rapih dan tidak sama sekali tersentuh seperti nya
Riana berjalan jalan dikamar Kalfin melihat foto , Riana terkekeh saat melihatnya begitu bahagia Riana di tengah tengah mereka
Kertas jatuh di hadapannya , Riana mengambilnya
"Surat rumah sakit" Riana membaca nya dengan seksamaRiana terkejut melihat bacaan surat itu
"Kalfin?!" Riana menjatuhkan kertasnyaRiana keluar dari pintu kamar Kalfin berlari ia sangat kecewa kenapa mereka gak bilang semua ini
"Riana mau kemana" teriak Arkan yang baru masuk melihat Riana yang keluar
Riana mengabaikannya berlari saja
"Mau kemana?" Arkan menarik tangan Riana"Kalfin sekarat! , mereka jahat Arkan hiks , mereka gak ngasih tau" tangis Riana pecah
"Sekarat kenapa?" Bingung Arkan memeluk Riana
"Kalfin punya kangker mereka gak bilang , selama ini Kalfin gak pulang itu ada dirumah sakit" ucap Riana
Arkan terkejut
"Kita kesana Arkan hiks , mau lihat Kalfin" kata Riana , Arkan mengangguk keduanya pergi dengan mobil kerumah sakitRiana tentu awal pertama bertemu Kalfin sangat buruk , Kalfin menatap Riana tidak suka
Tapi setelah kebersamaan , saat terpuruk Riana Kalfin yang menjaga nya selama ini
Ya mereka juga menjaga nya tapi Kalfin punya peran penting dalam hidup Riana , Riana kalut ia takut apa yang terjadi dengan Kalfin
Dirumah sakit riana hanya berjalan tergesa gesa menanyai ruangan Kalfin
Saat ketemu riana sudah melihat mereka yang sedang ricuh entah tapi Riana rasa ini berita buruk
"Riana!" Mereka terkejut melihat Riana datang
"Dimana Kalfin!" Tanya Riana marah
"Dia baik baik aja" Kata Galang menjauhkan Riana pada ruangan Kalfin
"Enggak kalian bohong , Kalfin punya kangker" ucap Riana mereka hanya bisa terdiam
"Dimana Kalfin " Riana melepaskan tangan nya dari Galang
"Maaf Riana Kalfin gak bisa bertahan" ucap Galang
Riana hanya terdiam melihat Kalfin tiduran dengan damai perawat melepas semua alat ditubuh Kalfin
"Kalfin jangan kaya gini" Riana mendekat melihat Kalfin , senyuman yang seharusnya ada di muka nya kenapa hanya terlihat pucat
"Jahat " Riana memukul dada Kalfin , menangis
"Kalian jahat , kenapa Kalfin gak bilang tentang ini semua" ucap Riana terduduk menatap Kalfin ia tidak sanggup
"Kita udah janji" ucap Kana
"Janji kalian buat gw kecewa!" Ucap Riana
"Riana" Arkan memeluknya
"Kalfin bangun gw marah" ucap Riana
Sepertinya tuhan tidak sekejam itu , tubuh Kalfin kejang kejang semua terkejut
"Kalfin , Kalfin " mereka kembali punya harapan untuk Kalfin sadar lagi
Dokter datang , perawat segera menutup kembali pintu nya
Mereka keluar berdoa berharap Kalfin akan hidup lagi
1jam berlalu dokter keluar dari ruangan Kalfin
"Sangat mengejutkan , pasien kembali sadar dari kematiannya" ucapan dokter nya membuat semua senang
"Kangker itu sudah hilang , ini keajaiban " ucap dokternya
Mereka mengangguk senang , jam berlalu dengan cepat malam itu Kalfin sadar melihat semuanya
"Riana" ucap pertama Kalfin
"Enggak gw marah" kata Riana
"Maaf" ucap Kalfin tersenyum
"Ya kita juga minta maaf" ucap mereka
"Kalian semua dimaafkan" Riana tau semua ini juga untuk kebaikan nya , Riana jika tahu akan hal itu mungkin sedihnya akan bertambah
Riana memeluk Kalfin sebentar tau lah arken akan marah nanti
"Nikah aja disini" ucap Kalfin
"Mau nya gitu , tapi tunggu kamu sembuh , aku mau wali pernikahan aku itu kalian berlima " ucap Riana
"Tentang orang tua aku dah sempet untuk mencarinya kembali tapi seperti tidak ada jawaban dari kedua nya " ucap Riana
"Kita akan bersedia" ucap Galang mereka mengangguk setuju
"Makasih" Riana begitu Senang sekarang ia akan bahagia bersama cinta nya dan semua orang yang ia cintai
TAMAT
"Makasih banyak yang udah baca "
"Author pamit untuk cerita ini , baca cerita ku yang lain ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi gadis tomboy (END)
Teen FictionJangan lupa follow yakk...... "KITA MULAI SAJA PERTANDINGAN INI" pembawa acara balapan motor legal "Riana " "Riana" "Riana" Suara itu terus berulang memanggil nama seorang wanita yang mengikuti pertandingan balapan motor itu Tetapi suatu kejadian...