15. Akad Nikah

919 100 67
                                    

⚠️ WARNING ⚠️

Part ini wajib dibaca perlahan-lahan... diresapi, hanyut dalam cerita... eeeaaa apaan sih itu namanya

Intinya part ini jangan dibaca memindai yaaa
Pelan² bacanya ^^

Happy reading 🥳

🎀🎀🎀

Gema salawat telah berkumandang sejak kaki para jamaah Subuh meninggalkan serambi Masjid.

Terdengar melalui pengeras suara, menyatu dalam sepoi angin, menyelusup ke setiap sudut pesantren. Mengetuk pintu dan jendela rumah tetangga.

Janur kuning melengkung di sisi kanan kiri gerbang Pesantren Al-Busyro. Tenda dipasang seluas halaman. Masjid dihias bunga-bunga putih.

Sebuah meja diletakkan di tengah-tengah, sejajar lurus dengan mimbar imam. Di sinilah nantinya akad dilaksanakan.

Para tamu pria berdatangan. Sebagian besarnya adalah kiyai dan alim ulama. Tampak meneduhkan dengan jubah serta sorban di kepala.

Pukul 08.30 waktu setempat, penghulu datang menenteng tas hitam, memasuki Masjid yang telah ramai oleh para santri dan tamu pria.

Yusuf, dengan beskap putih berornamen emas serta jarik sebagai bawahannya, blankon di kepala, juga keris di sisi kanan tubuh, duduk berkeringat meski AC dinyalakan suhu rendah.

Arjuna membacakan khutbah nikah, suara merdunya mirip sang aba, pembacaannya fasih dan menggetarkan jiwa.

Istighfar dilantunkan bersama-sama. Syahadat dibaca oleh mempelai pria dan sang wali nikah.

Penghulu mengatakan waktunya ijab kabul. Aba duduk di depan Yusuf, tangan kanan menjabat tangan Yusuf dengan erat, tangan kiri memegang mikrofon.

Yusuf balas menjabat tangan aba dengan yakin, satu tangannya juga telah memegang sebuah mikrofon.

Aba menarik napas panjang, menatap serius pada kedua manik mata Yusuf. Jabat tangannya terasa semakin erat.

Sesak mulai menjalar di dadanya. Detik ini juga, beliau akan menyerahkan putri kecil kesayangannya.

"Yaa Raden Yusuf Lakeswara Manggala, ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka bintii Aisyana Daisy Magnoliophyta bilmahri majmu'atu adawati sholah, wa manzil, wa milyaaru rubiyyatan hallan."

Sesaat, Yusuf memejamkan mata, lalu kembali terbuka dan menatap balik pada seribu amanah yang tersirat dari tatapan Aba Afkar.

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha li nafsi bil mahril madzkur hallan."

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

Sah sudah Yusuf memperistri Aisyana. Lelaki itu khusyu' mengaminkan doa yang dipanjatkan. Khusyu' membaca Al-Fatihah sebagai penutupnya.

Romo menepuk bahu Yusuf, mengucap selamat serta pelukan.

"Jadilah lelaki sejati. Jadilah suami terhormat yang tidak gila kehormatan. Juga, jadilah suami lembut dan penyayang yang tidak lalai mendidik istri."

"Matur suwun, Romo. Nasihat ini akan selalu Yusuf ingat."

Berganti Aba Afkar yang memeluk Yusuf.

"Aisyana putri semata wayangku. Telah kujaga dan kuupayakan kebahagiaanya selama dua puluh tahun. Kuserahkan dia kepadamu untuk kau bahagiakan. Untuk kau didik dengan ketulusan."

Raden's Next JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang