Terakhir aku update kapan si?
Belum ada sebulan kan?Ayo ... apa ada yang udah kangen?
Selamat membaca 🍓
...
"Ayo ke Pengadilan, Kak. Bukannya Kakak seharusnya di sana?"
Yusuf masih diam, mencoba berpikir kemungkinan lain meski kemungkinan terbesar sudah tercetak jelas dalam kepalanya.
Sampai akhirnya Aisyana menunjukkan layar ponsel Yusuf. Menunjukkan isi percakapan yang telah semalaman dibacanya.
Sambil menatap penuh harap, terselimut tuntutan untuk diberi penjelasan. Dia istrinya, dia berhak tau.
Sepasang mata yang sedang Aisyana tatap itu memejam pasrah. Kepalanya dijatuhkan pada kemudi. Bahu tegapnya kentara naik turun akibat napas yang memburu.
Aisyana membuang muka, tak sanggup gadis itu menyaksikan sang suami berada di titik terpuruk. Yusuf ... lelaki yang selalu tenang dalam segala kondisi. Selalu dewasa dan pandai mengontrol emosi. Jangankan emosi, kontrol responnya terhadap suatu kejadian pun selalu terkendali. Tidak berlebihan, pun tak kurang memuaskan.
Lelaki itu terbiasa diterpa badai. Pertahanannya sudah kokoh. Jika hari ini Aisyana mendapatinya frustasi seperti itu, maka kekuatan Yusuf benar-benar telah sampai di ambang batasnya.
"Kakak."
Pelan, Aisyana menarik bahu tegap Yusuf, membawa kepala sang suami ke dalam dekapannya. Bersandar di bahunya yang akan selalu siap dijadikan tempat peristirahatan Yusuf. Tangan mungilnya memberi usapan lembut pada belakang kepala Yusufnya.
"Ada aku, Kak. Tolong lihat aku sebagai partner juga, bukan sekedar gadis kecil yang harus selalu Kakak jaga dan Kakak buat bahagia." ucapnya menahan isakan.
Aisyana marah, namun gadis itu mengerti situasi. Egonya ditekan. Suaminya sedang butuh dukungan. Bukan tuntutan akan sebuah penjelasan.
❄❄❄
Yusuf, Aisyana, Danang dan Gilang masuk ruang persidangan saat waktu menunggu Yusuf kurang dari lima menit. Mereka segera bergabung bersama Tim Kuasa Yusuf yang sudah lebih dulu datang.
Pihak Yusuf dipersilakan membawa saksi. Aisyana berdiri di tempatnya. Membuka suara kala diberi waktu.
"Saya istri Pak Yusuf. Sebelumnya maaf, Yang Mulia, saya keberatan dengan kata 'terdakwa' yang dilayangkan kepada suami saya, sekali pun itu masih diduga. Jadi, saya mohon izin, saya tidak akan memakai kata 'terdakwa' di sini." kata Aisyana, lantang dan begitu berani.
"Nama saya Aisyana Daisy Magnoliophyta, istri sah Raden Yusuf Lakeswara. Saya adalah orang yang bersama Pak Yusuf pada waktu dan tempat kejadian perkara berlangsung.
"Saya dengan yakin mengatakan video rekaman CCTV tersebut telah direkayasa. Tentu saja, sekedar ucapan tak akan membuktikan apa-apa. Namun, yang saya ucap adalah fakta.
"Kepada Yang Mulia pemangku hukum negara, saya yakin Anda adalah sosok yang menyayangi keluarga. Bukankah tidak ada keluarga yang tidak pernah diselipi masalah?
"Bukankah tugas kita menyelesaikan setiap permasalahan keluarga? Bukankah keluarga yang sejahtera adalah landasan pokok negara yang merdeka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden's Next Journey
Ficção AdolescenteKe Dataran Utara China, seorang keturunan ningrat Tanah Jawa yang akrab disapa Raden -sebagai gelar kehormatannya, melarikan diri dari pertikaian keluarga tentang pewaris tahta. Di sana, Raden mengikuti kegiatan open trip, lalu bertemu dengan gadis...