04. Sampai Jumpa

718 79 10
                                    

Malam jumat, Aisyana ikut Arjuna pergi ke asrama putra untuk bermain. Selama melewati mas-mas santri yang asik bercengkerama, dalam gendongan Arjuna Aisyana mendengar beberapa hal seperti;

'Kuburan deket balai desa angker banget, cocok buat uji nyali.'

'Oh iya aku tau, katanya di situ ada pocong bolong.'

'Sundel bolong, pinter! Pocong apanya yang bolong coba?'

'Lobang idungnya.'

'Enggak, orang disumpel kapas.'

'Iya juga sih.'

'Rumornya di sana pernah ada cewek gantung diri karena gagal jadi lurah.'

'Ya elah, perkara nyaleg sampe kehilangan nyawa.'

'Jadi gimana nih? Uji nyali di situ?'

'Oke. Nanti jam 12 ya.'

'Sip. Jangan lupa nyalain menyan.'

'Beres.'

Aisyana tiba di lapangan pesantren yang luas. Banyak santri sedang bermain bola voli di sana. Dari arah kerumunan tersebut, muncul sosok lelaki sebaya Arjuna dengan paras yang tak kalah tampannya.

"Kak Yusuf!" teriak Aisyana sembari melambaikan tangan.

Yang dipanggil Yusuf itu tersenyum manis, berlari kecil menghampiri Arjuna dengan juntaian rambut basah yang naik turun seirama langkah kakinya.

"Halo, Ning kecil."

"Kak Yusuf!" Aisyana merentangkan tangan, Yusuf yang paham pun segera mengambil alih Aisyana dari gendongan Arjuna.

"Aku masuk gantiin kamu, Suf."

"Boleh."

"Titip Sya."

"Iya."

Arjuna mengacak puncak kepala adiknya sebelum menggantikan posisi Yusuf bermain voli, sementara Yusuf mengajak Aisyana duduk di pinggir lapangan.

"Kak Yusuf Kak Yusuf!"

"Hm?"

"Menyan itu apa?" tanya Aisyana, kepo dengan hasil mengupingnya tadi.

Yusuf sejenak terdiam, berpikir bagaimana cara menjelaskan. "Menyan itu ... kayak lidi, tapi warna merah."

"Bisa dimakan gak, Kak?"

Yusuf terkekeh, "yang bisa dimakan itu coklat, kalau menyan dibakar," gemasnya sambil memainkan pipi Aisyana, membuat Aisyana cekikikan.

"Baunya menyan serem gak, Kak?"

"Kakak gak tau, bau serem tu yang kayak gimana coba?" Yusuf mengedikkan bahu. "Ning kecil mau susu kotak gak?"

"Mau!" seru Aisyana semangat 45.

"Mau yang rasa apa?"

"Fragaria x ananassa."

"Aduh, bahasa ilmiah lagi. Sebentar biar Kakak tebak. Mm, stroberi ya?"

"Huum. Kak Yusuf pinter deh, Sya suka." Aisyana bertepuk tangan riang.

Yusuf tertawa ringan, "tunggu di sini dulu, Kakak beliin di kantin."

"Dua ya?"

"Siap, Ning kecil."

Raden's Next JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang