17. Manisnya Halal

958 97 113
                                    

Hai 🙌🏻
Lama ya?
Kangen gak?

😆😁

Selamat membaca satu part manis from Surabaya, sebelum kita balik ke Jogja dan pelan² mulai masuk konflik 😉

Panjang loh ini...

>2.400 word

🐣🐣🐣

*****

Aisyana keluar kamar tepat saat Arjuna meletakkan sepiring besar nasi goreng buatan Yusuf di atas meja makan.

Gadis itu baru saja selesai mandi. Seperti biasa, hanya mengenakan piyama pendek tanpa lengan, lengkap dengan celana setengah paha.

Rambut panjangnya yang masih setengah basah itu, mengeluarkan aroma wangi khas sampo bayi.

Aisyana pergi ke dapur, di sana ada Mama Aina dan Yusuf yang sedang memasak lauk sarapan sembari mengobrol ringan.

"Pagi, Mama. Pagi, Kakak." sapa Aisyana, gadus itu membuka kulkas untuk mengambil susu kotak rasa stroberi.

"Pagi-pagi jangan minum yang dingin dulu, Sya." tegur mama.

Aisyana yang hendak menusukkan sedotannya pun urung. Bibirnya manyun.

Yusuf terkekeh, "Kakak bikin coklat panas, mau?"

Seketika mata Aisyana berbinar cerah. Dia langsung mendekat ke Yusuf untuk mengambil mug bergambar panda yang suaminya pegang.

Yusuf bergerak cepat mencegah tangan Aisyana yang hendak memegang mug dengan sembrono. "Awas panas," katanya.

Lelaki itu meletakkan mug panda milik Aisyana ke atas nampan kecil. Membuka toples biskuit, mengambil isinya satu, lalu menaruhnya ke dalam biscuit pockets yang ada di bagian depan mug bergambar panda tersebut.

"Kok tau aku suka pake mug ini?" tanya Aisyana.

Yusuf merendahkan kepala, berbisik pelan di telinga Aisyana. "Feeling."

Dalam jarak sedekat itu, Yusuf mampu mencium aroma wangi Aisyana yang membuatnya begitu enggan untuk kembali memperlebar jarak.

Andai tidak ingat ada di mana dan sedang ada siapa di sekitarnya sekarang, entah apa lagi yang akan dia lakukan.

Yusuf berdehem guna menetralkan mimik wajah, "Bisa bawa ke depan sendiri?"

"Bisa."

"Hati-hati."

"Huum," Aisyana mengangguk patuh.

Gadis itu kembali berjalan meninggalkan dapur dengan nampan kecil di tangannya.

Mama Aina tersenyum melihat bagaimana sang menantu memperlakukan putri kecilnya. Mata mama kemudian turun ke kaki Aisyana.

"Sandalmu mana, Sya? Masih berani tidak pakai sandal, hm? Pakai sandal dulu."

"Siap, Mamaku." Aisyana meletakkan nampannya di atas meja makan, lalu dengan cepat berlari masuk kamar lagi.

"Sya itu mudah masuk angin. Tapi suka sekali pakai baju pendek. Suka makan dan minum yang dingin, suka menyetel AC suhu rendah, dan suka lupa pakai sandal rumah." kata mama.

"Yusuf, kamu sadar kalau kamarnya Sya penuh karpet berbulu?"

Yusuf mengangguk, dia menyadari hal itu saat mengamati kamar istrinya tadi malam. "Hampir tidak ada lantai yang terbuka."

Raden's Next JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang