27. Wanita Jawa

589 73 14
                                    

Malam Jum'at Guys .... jangan lupa baca Al-Kahf yaaa 🥰🍓

Part ini dibaca pelan-pelan ya Guys, insyaAllah bermanfaat, bukan hanya untuk kalian para Mbak-Mbak Jawa, tapi untuk kita semua. Karena sebenernya nilai-nilai luhur sesepuh gak beda jauh dari ajaran agama ^^

🎀 Hi Ladies, kalian menarik saat kalian mampu menghormati diri kalian sendiri💅

.
.
.

HAVE FUN

🍓🍓🍓

Hari ini Yusuf dan Aisyana kembali ke Padepokan Dewantara. Mbok As menjemput Aisyana di Pendopo Ageng, mengantarnya menuju Kediaman Ibu Ambarawati untuk mempelajari nilai-nilai luhur wanita Jawa.

Setelah diberi waktu dua jam belajar mandiri, Ibu Ambarawati menemui Aisyana untuk menguji pemahamannya. Aisyana segera menyimpan iPad-nya begitu ibu mertua datang bersama Mbok As.

"Sudah siap?" tanya Ibu setelah duduk anggun dengan kaki rapat.

Aisyana mengangguk mantap, "Siap."

"Hari ini yang kamu pelajari hanyalah materi, bagian terpentingnya tetap dalam praktik keseharian."

"Nggih, Ibu."

"Sekarang coba jelaskan secara rinci pada Ibu, apa saja yang kamu pahami."

Aisyana menyerahkan iPad-nya pada Ibu, memperlihatkan sketsa romantis dua sejoli. Kening Ibu berkerut, bingung.

Aisyana menjelaskan, "Dari tiga belas nilai luhur wanita Jawa yang Sya pelajarin, Sya menyederhanakannya menjadi tujuh poin."

Gadis itu menarik napas, berusaha percaya diri dan yakin meski sebenarnya gugup bukan main. Bayangannya seperti sedang presentase di depan kelas.
Sembari menunjuk sketsa pertama, dia memulai presentasenya.

"Poin pertama, setya lan bekti, artinya setia dan berbakti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Poin pertama, setya lan bekti, artinya setia dan berbakti. Istri yang baik tentu istri yang setia. Istri yang menganggap suaminya bukan hanya pasangan di dunia, tapi juga di akhirat. Ketika suami meninggal, istri ikut mati. Maksudnya 'mati' dalam keinginan berumah tangga lagi."

Mata Ibu bergantian menatap antara sketsa di iPad dan mimik muka menantunya.

Aisyana menambah penjelasan, "Dalam Islam, kalau istri yang ditinggal mati suaminya memilih setia, gak nikah lagi sampai mati, asal sama-sama salih, mereka bisa kembali bertemu di Surga.

"Malahan setahu Sya, dulu zaman Dinasti China, kalau ada pangeran atau raja meninggal, selirnya juga harus mau ikut dikubur. Huft, untung di Islam gak gitu konsepnya."

"Memang kalau di Islam seperti itu, kamu mau dikubur bersama suamimu?" tanya Ibu.

"Mm, Sya gak mau bayangin. Gak kebayang kalau Kakak pergi dulu, mending Sya aja." jawab Aisyana, awalnya bergidik ngeri membayangkan kemungkinan Yusuf pergi, lalu senyumnya merekah saat menjelaskan lebih baik jika dia yang pergi dulu.

Raden's Next JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang