2🍂

426 45 6
                                    

{2019}

Sambil menunggu Junghwan datang, Ara kembali memanfaatkan waktu untuk membaca beragam buku yang ada di ruang belajar. Yang menjadi incaran Ara hari ini adalah buku tentang ekonomi dengan sampul berwarna putih. Sebab letak buku itu berada di rak yang sangat tinggi, Ara pun mengambil salah satu kursi sebagai pijakannya untuk mengambil buku.

Setelah mendapatkan buku itu, Ara tidak langsung turun dari kursi. Ia membaca sekilas blurb buku tersebut.

"Ngapain?"

"Eh?- Aak!" Pekik Ara yang terkejut dengan kehadiran Junghwan dan berakhir hampir terjatuh dari kursi jika Junghwan tidak segera menangkap tubuh Ara.

Mereka sempat menatap satu sama lain dengan jarak sedekat itu. Di mana salah satu tangan Junghwan merangkul tubuh Ara agar gadis itu tidak terjatuh.

Junghwan sedikit tertegun melihat Ara yang tiba-tiba tersenyum lalu menepuk bahu Junghwan dan berkata, "Thanks,".

Ara pun bangkit dari posisinya lalu mengembalikan kursi tadi.

"Gue tau lo orangnya baik." Ucap Ara santai.

"Ck, gak usah sok tau."

"Gue tau kok,"

Ucapan Ara hanya dibalas lirikan malas dan dengusan dari Junghwan.

"Kalau lo gak baik, pasti lo udah diem aja dan liat gue jatuh." Ucap Ara sembari duduk di salah satu kursi yang ada di meja belajar.

"Gue gak bantu lo. Itu refleks, lo gak usah ge-er." Ucap Junghwan cuek lalu duduk di kursi yang ada di samping Ara.

Ara tersenyum menyadari kelabilan Junghwan. "Iyaaa, makasih refleks-nya orang baik."

Junghwan pun kembali menatap Ara, tidak suka dengan sikap Ara yang menurutnya sok friendly.

"Gue cuma ada waktu 30 menit." Ucap Junghwan acuh.

"No! Waktu kita belajar itu 90 menit. Gak kurang, gak lebih." Tegas Ara.

"Gue ada janji."

"Gue gak peduli." Ucap Ara dengan senyumnya yang benar-benar membuat Junghwan kesal.

"Terserah,"

"Good,"

"Gue bakal tetep pergi setelah 30 menit."

"Oh iya?" Ucap Ara dengan senyuman penuh arti, membuat Junghwan mengernyitkan dahinya. Terlebih saat Ara beranjak menuju pintu. Gadis itu mengunci pintu dan memasukkan kuncinya di dalam saku celananya.

"Silahkan, kalau lo berani ambil kuncinya di saku gue." Tantang Ara.

Junghwan berdecih mendengarnya. "Lo kira gue gak berani?"

"Kalo keberanian, gue yakin lo berani. Tapi kalau sama bibi Lee?"

"Maksud lo?"

Ara pun mengarahkan matanya ke arah belakang Junghwan seolah menunjukkan sesuatu.

"Bibi di sini dulu selama 90 menit ke depan gak apa-apa, kan?" Ucap Ara santai.

"Bibi?" Heran Junghwan saat melihat bibi Lee ada di salah satu sudut ruang itu. Hampir tertutup oleh rak buku.

"Iya gak apa-apa. Tuan Junghwan udah nurut belajar aja." Ucap Bibi Lee sembari merapikan buku-buku di rak. Ternyata bibi Lee sudah ada di tempat itu bahkan sebelum Junghwan datang.

"Gue tau bibi Lee sering ngadu ke nyokap lo. Gue harap lo gak tambahin pekerjaan beliau untuk ngadu soal belajar lo hari ini, ya " bisik Ara dengan senyum penuh kemenangan. Junghwan pun menatap Ara dengan penuh rasa kesal.

Unconditional Love [So Junghwan] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang