14🍂

317 39 12
                                    

Recommended song for this chapter's mood:
IU - Love Alone

{2019}

Terhitung sudah satu minggu Junghwan berada di London. Tidak banyak yang Junghwan lakukan sesampainya di sana. Lelaki itu lebih banyak berdiam melihat pemandangan London dari balkon apartment nya dengan tatapan kosong.

Raganya memang di London, tapi pikiran dan jiwanya masih bersama Ara.

Junghwan mengeluarkan bungkus rokok dan mengambilnya satu batang. Satu kebiasan buruk yang Junghwan lakukan mulai tiga hari yang lalu. Hanya dengan itu, ia bisa sedikit mengalihkan pikirannya dari Ara.

"Sejak kapan kamu ngerokok?" Tanya papa nya yang baru saja tiba di apartement. Junghwan yang ditanyai pun hanya terdiam acuh.

Papa pun menghela napas sejenak sebelum kembali berbicara. "Ini berkas kuliah kamu selama 4 tahun ke depan."

Junghwan pun hanya melirik berkas itu lalu berjalan menjauh dari papanya. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar perkataan papa.

"Setelah kuliah, kamu urus anak cabang perusahaan di sini."

Amarah Junghwan pun perlahan muncul kembali. Lelaki itu berbalik dan menatap tajam sang papa.

"Mau seberapa jauh papa atur Junghwan?" Ucap Junghwan dengan penuh penekanan.

Papa pun tersenyum tipis lalu mendekat hingga berdiri tepat di depan Junghwan.

"Papa gak pernah minta banyak. Papa cuma mau kamu urus perusahaan. Itu aja."

"Bullshit,"

Mendengar ucapan Junghwan, papa pun kembali menatap anak lelakinya itu dengan serius.

"Itu sesuai sama apa yang kamu dan mama kamu dapatkan dari papa. Kalau gak ada papa, kamu sudah jadi gembel di pinggir jalan."

Tatapan Junghwan semakin dingin mendengar perkataan papanya.

"Just do it, then everything's clear." Ucap papa dengan senyum yang Junghwan benci.

Papa pun berjalan keluar dari apartment. Namun, baru beberapa langkah papa kembali menatap Junghwan.

"Jangan berulah lagi. Kamu tau papa bisa lakukan apapun, kan? Papa harap kamu belajar dari kesalahan kamu kemarin."

Setelah itu papa benar-benar pergi meninggalkan Junghwan yang masih dengan amarahnya.

"AARGHH!"

Junghwan pun meluapkan emosinya dengan membanting beberapa gucci dan barang yang ada di apartement. Lelaki itu merasa menjadi pecundang yang tidak bisa melawan sedikitpun. Junghwan benci situasi ini.

"SHIT!"

》》《《

Di lain sisi, Ara sedang menuju ke rumah sakit. Tadi saat bekerja part time di Cafe milik Yoshi, Hyunbin mengabarinya kalau ibu masuk rumah sakit.

"Ibu," ucap Ara setelah memasuki ruang rawat ibunya. Ibu terlihat terbaring lemah di brankar itu.

"Ibu pingsan kak tadi." Ucap Hyunbin.

"Pingsan?" Tanya Ara yang terkejut.

"Iya, di tempat laundry." Balas Hyunbin.

"Ngapain ibu di tempat laundry? Kita kan biasa cuci baju sendiri." Ucap Ara pada ibu.

Unconditional Love [So Junghwan] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang