⛔️WARNING⛔️
VIOLENCES & HARSH WORDS
⚠️PLEASE, BE WISE ⚠️~~♡♡♡~~
Petang ini, Junghwan segera menuju ke apartment Ara. Ia merasa ada hal yang janggal. Terlebih ketika pesannya tidak dibalas oleh Ara, bahkan ketika ia mengirimkan pesan tentang makan siang yang ia beli dan kirimkan pada Ara.
Lelaki itu mengernyitkan dahinya melihat kantong kresek berisi makanan yang Junghwan pesan masih berada di depan pintu apartement. Tanpa menunggu lama, Junghwan segera memasukkan password pintu apartement dan memasukinya. Untung Ara sudah memberi tau password nya.
"Ara," panggil Junghwan sembari mencari gadis itu di setiap sudut rumah itu. Namun nihil, ia tidak menemukan Ara sama sekali.
"Ara," panggil Junghwan lagi ketika membuka pintu gudang. Tempat terakhir yang lelaki itu periksa.
"Shit, di mana lo Ra?" Gumam Junghwan dengan raut yang sudah sangat khawatir. Ia pun mencoba menelpon gadis itu lagi. Namun lagi-lagi tidak di angkat. Junghwan juga tidak menemukan handphone Ara di apartement itu.
Junghwan pun memilih untuk menelpon seorang informan.
"Gue mau lo lacak posisi cewek gue, through phone, bisa kan?... Ok, gue chat info nya ke lo." Ucap Junghwan selama menelpon orang itu.
Lalu ia menutup telpon itu dan memberikan informasi tentang handphone Ara. Ia yakin Ara membawa handphone nya.
Setelah itu Junghwan mengusak kasar rambutnya. Ia merasa sangat cemas dan khawatir dengan keadaan tiba-tiba yang clueless seperti ini. Merasa tidak bisa hanya berdiam diri, Junghwan pun berinisiatif untuk keluar mencari Ara. Kemanapun itu.
Sementara itu, di tempat lain, Ara mulai tersadar dan membuka matanya perlahan. Gadis itu tersentak ketika ia tidak bisa melihat apapun. Ia dapat merasakan ada kain yang menutupi area matanya.
Saat akan bergerak pun, Ara tersentak karena tidak bisa menggerakan tangan dan kakinya dengan bebas. Ia mulai menyadari tangan dan kakinya diikat dengan posisinya yang terduduk di suatu kursi sekarang.
"Tolong!" Teriak Ara setelah ia mulai ingat tentang seorang pria berpakaian serba hitam tadi.
"Tolong, siapapun tolong gue!!" Teriak Ara lagi.
Ara terkesiap saat mendengar suara sepatu seseorang yang berjalan ke arahnya.
"Tolong, tolong lepasin gue. Gue-" ucapan Ara terhenti ketika kain penutup matanya dilepas.
Netranya mencoba untuk beradaptasi dengan sinar dari lampu redup di ruangan itu. Ruangan yang sangat kotor dan kumuh. Tidak ada hal lain di tempat itu, hanya kursi yang Ara duduki sekarang.
Ara mengernyitkan dahinya saat melihat perempuan dengan kacamata hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya.
"Lo siapa?" Tanya Ara dengan raut curiga dan was-was. Dia sadar, posisinya sekarang sedang diculik. Semua kemungkinan buruk bisa terjadi jika Ara lengah.
"Lo siapa... pertanyaan yang harusnya jadi pertanyaan gue." Ucap perempuan itu.
"Maksud lo?"
Perempuan itu pun perlahan melangkah mendekat pada Ara. Ara terkesiap saat perempuan itu mengeluarkan sebuah pisau. Ia mengarahkan pisau itu pada dagu Ara. Jantung Ara sudah berdetak tidak karuan, saking takutnya. Namun ia mencoba untuk tetap tenang.
"Lo siapa tiba-tiba rusak semua rencana gue, hm? A trash bitch," ucap orang itu sembari mengangkat dagu Ara dengan pisau yang ia pegang.
"Rencana apa maksud lo? Kita bisa omongin ini baik-baik, lo gak perlu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love [So Junghwan] || END✨️
Teen Fiction"I love you, kak." ●Song play: Die4you by Dean Take A Chance With Me by Niki Winter Blossom by Dept ft. Ashley Alisha