7🍂

426 40 6
                                    

{2019}

Ara menoleh ketika pintu ruang belajar dibuka oleh Junghwan. Seperti biasa, ia menunggu Junghwan datang untuk les.

"Sorry baru dateng, tadi ada urusan." Ucap Junghwan sembari duduk di kursi belajar seperti biasanya lalu meletakkan tas nya di samping meja belajar.

"Urusan apa? Tawuran?" Tanya Ara dengan curiga.

"Gue udah gak tawuran." Ucap Junghwan jujur sembari melepas jaketnya.

"Bener?"

Junghwan pun mengangguk menanggapi.

"Good," puji Ara dengan senyumnya yang kembali terbit.

"Gue ada PR," ucap Junghwan.

"Mana?"

"Wait," ucap Junghwan sembari mengambil buku matematikanya di salah satu loker yang ada di ruangan itu.

Setelah itu, mereka mengerjakan PR Junghwan dengan sesekali Ara mengoreksi jawaban lelaki itu.

Saat Junghwan sedang mengoreksi jawabannya, Ara dengan ragu memanggil lelaki di sampingnya itu.

"Junghwan,"

"Hm?"

"Lo... bayar biaya rumah sakit nyokap gue?"

Junghwan pun seketika menghentikan kegiatannya lalu menatap Ara perlahan.

"Iya," jawab Junghwan jujur.

"Berapa biayanya? Gue ganti,"

"Gak usah,"

"Junghwan, gak bisa gitu dong."

"Gak apa-apa,"

"Tapi gue gak mau. Itu tanggung jawab gue, jadi gue ganti ya biayanya." Bujuk Ara. Ia tidak mau berutang budi lagi. Yoshi saja sudah sering membantunya. Ara jadi tidak enak hati karena merepotkan banyak orang.

"Kak," ucap Junghwan sembari mengubah posisinya untuk duduk menghadap Ara.

"... lo bilang kita berhak bahagia kan?"

"Iya, terus apa hubungannya?"

"Gue bahagia waktu bantu lo dan keluarga lo."

"Tapi gak gitu juga caranya-"

"Kemarin untuk pertama kalinya gue ngerasa bahagia karena gue bisa berguna buat orang lain."

Ara pun terdiam mendengar ucapan Junghwan.

"Anggep aja kemarin jadi gift dari gue karena lo udah ajarin gue cara buat bahagia."

Ara pun merasa terharu sekaligus sedih mendengarnya. Di kondisi keluarga Junghwan yang tampak sempurna dengan segala kemewahannya, ternyata selama ini Junghwan belum pernah merasa bahagia dan berguna.

"Tapi jangan di ruang VIP ya." Pinta Ara.

"Gak apa-apa,"

"Mahal Junghwan," ucap Ara yang sedikit geram dengan sikap keras kepala lelaki itu.

"Lo lupa gue kaya?" Ucap Junghwan dengann raut tengilnya.

"Sombong amat," cibir Ara yang diakhiri dengan kekehannya.

"Tapi lain kali jangan kayak gini lagi, ok? Ibu udah jadi tanggung jawab gue."

"Gak janji,"

"Junghwan,"  peringat Ara.

"Terserah gue," ucap lelaki itu cuek sembari mengerjakan PR nya lagi.

"Awas aja lo bayarin lagi." Ancam Ara.

Unconditional Love [So Junghwan] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang