5🍂

468 46 13
                                    

{2019}

Di siang yang sedang tidak terik hari ini, Yoshi dan Ara menghabiskan waktu di taman kampus. Mereka duduk di bangku dekat pohon yang teduh.

"Tugas buat besok udah lo kerjain?" Tanya Ara sembari meminum susu coklat yang baru saja ia beli.

"Udah," jawab Yoshi singkat karena lelaki itu terlihat sedang fokus dengan laptopnya.

"Terus itu ngerjain apa?"

"Tugas hari ini,"

"Lah tugas buat besok udah, kok tugas hari ini malah belum di kerjain?"

"Ck, salah baca jadwal gue." Ucap Yoshi yang kesal mengingat kebodohannya sendiri.

"Yaelah," dengus Ara.

Ara pun melihat Yoshi yang sangat serius dengan laptopnya.

"Mau gue bantuin?"

"Enggak, tinggal sedikit,"

Yoshi terkejut saat Ara mengambil laptop Yoshi secara tiba-tiba.

"Biar gantian gue yang ngerjain." Ucap Ara santai.

"Gue aja,"

"Stt! Udah diem. Lo terima jadi aja. Break sana, biar gak puyeng tuh kening mengkerut terus dari tadi." Omel Ara. Senyum Yoshi pun terbit melihat tingkah gadis itu.

"Thanks, Ra." Ucap Yoshi sembari mengusak rambut Ara yang dihadiahi tatapan tajam dari gadis itu karena rambutnya jadi berantakan.

Setelah beberapa saat, Ara akhirnya selesai mengerjakan tugas itu. "Nih, selesai!" Seru Ara.

"Bener gak lo ngerjainnya?"

"Aelaah, udah dibantuin gak makasih malah kayak gitu." Gerutu Ara yang membuat senyum Yoshi semakin lebar.

"Thanks Ara, sahabat gue yang paling jelek! Next kerjain tugas gue lagi, ok?"

"Kampret," umpat Ara sebal. Yoshi pun semakin tertawa melihatnya.

Yoshi pun memeriksa jawaban Ara. Saat ada jawaban yang kurang Yoshi pahami, reflek Yoshi menyikut Ara agar gadis itu menoleh ke arahnya.

"Aakh!" Pekik Ara. Yoshi pun menoleh ke arah gadis itu dengan raut khawatir.

"Kenapa? Perasaan gue gak terlalu keras nyikut lo." Ucap Yoshi bingung.

"Enggak, emang siku gue aja lagi luka." Jawab Ara santai.

"Luka? Kenapa?"

"Jatuh kemarin,"

"Kok bisa,"

"Ya bisa lah-"

"Buka jaket lo," titah Yoshi.

"Kenapa sih?"

"Gue mau liat siku lo."

"Gak usah. Gak kenapa-kenapa kok."

"Buka, Ara." Paksa Yoshi. Ara pun menghela napas sejenak lalu membuka jaketnya dan memperlihatkan sikunya yang diperban.

"Nih! Puas?" Ucap Ara.

"Ada apa? Kenapa bisa luka?"

"Gue jatuh-"

"Ra," peringat Yoshi dengan tatapan serius.

"Ok, kemarin gue ditendang bocah tawuran."

"Tawuran?"

"Iya, niatnya mau nolongin malah kena sendiri." Ucap Ara masih sedikit kesal.

"Lo tawuran?"

"Ya kali! Ngapain gue tawuran."

Unconditional Love [So Junghwan] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang