Setelah menempuh beberapa jam perjalanan, akhirnya Yoshi dan Ara pun sampai di apartement Ara. Seperti kesepakatan saat itu, Ara pulang bersama Yoshi.
Ara menghampiri Yoshi yang duduk di sofa dengan segelas coffe latte kesukaan Yoshi.
"Gue bikin coffe latte, diminum dulu." Ucap Ara dengan hati-hati. Atmosfer disekitar mereka masih dingin. Yoshi bahkan hanya berbicara seperlunya sejak tadi.
"Yoshi," panggil Ara yang membuat lelaki itu menoleh ke arahnya.
"Hm?"
"Gue minta maaf ya." Ucap Ara.
"Untuk?"
"Yaa... kemaren gue salah-"
"Karena ketahuan tidur lagi sama Junghwan?" Ucap Yoshi dengan raut datarnya.
"Yoshi, gue bakal jelasin semuanya. Gue gak mau lo salah paham."
"Tolong bikin gue untuk selalu salah paham, Ra." Ucap Yoshi yang membuat Ara mengerutkan dahinya, merasa kebingungan.
"Maksud lo?" Tanya Ara.
"Bikin gue salah paham, karena hal itu bisa jadi alasan gue buat berhenti cinta sama lo."
DEG
Ara merasa bagai terhantam batu besar mendengar penuturan Yoshi. Sekecewa itukah Yoshi padanya?
"Yoshi-"
"Dua hari gue mikirin hal ini, Ra. Dan mau gimanapun, gue harusnya sadar kalau gue gak akan bisa gantiin Junghwan buat lo." Ucap Yoshi.
Ara pun sontak terkesiap mendengarnya. "Please... jangan kayak gini Yoshi. Ok fine, gue minta maaf. Gue salah-"
"Emang lo salah, Ra." Ucap Yoshi memotong perkataan Ara.
"... Lo salah karena coba khianati perasaan lo sendiri. Lo selalu bohong dan nolak perasaan lo selama ini. Tapi gue sadar.... gue salah juga di sini. Gue paksain perasaan gue ke lo, padahal gue tau gak akan semudah itu gue gantiin Junghwan di hati lo. Ya kan, Ra?" Sambung Yoshi.
Ara terdiam mendengar penuturan Yoshi. Matanya mulai berkaca-kaca mendengarnya.
"Gue bingung Yoshi. Gue bingung harus gimana. Semua rasanya salah buat gue lakuin. Semua rasanya akan jadi boomerang yang bakal nyerang gue balik."
"... Dan dalam hidup gue, lo udah kayak malaikat yang selalu jadi tameng gue ketika serangan balik itu dateng. Gue banyak berhutang budi sama lo. Dan bodohnya gue selalu nyakitin perasaan lo. Maaf," sambung Ara yang sudah menangis sesenggukan.
Ara kembali teringat betapa besarnya peran Yoshi di hidupnya selama ini. Membuat ia semakin bersalah karena hingga saat ini pun, ia masih belum bisa membalas perasaan Yoshi.
Melihat Ara menangis, Yoshi berinisiatif membawa Ara kedalam pelukannya. Ia mengusap pelan punggung Ara. Menenangkan gadis yang hingga saat ini masih menjadi satu-satunya perempuan yang ia cintai.
"Maaf kalau perasaan gue jadi beban buat lo, Ra." Bisik Yoshi yang mendapat response gelengan dari Ara.
"Maaf, perasaan gue pasti bikin lo semakin bingung buat ambil keputusan, kan?" Ucap Yoshi lagi.
"Enggak, jangan mikir kayak gitu." Ucap Ara yang masih sesenggukan di dalam dekapan Yoshi.
"Tolong jangan pikirin apapun selain perasaan lo sendiri mulai sekarang." Ucap Yoshi yang membuat Ara perlahan melepas dekapan itu. Ia menatap kedua netra Yoshi dengan tanya akan maksud ucapannya.
"Wujudin perasaan lo sama Junghwan, Ra." Ucap Yoshi sembari menatap serius kedua mata Ara.
"Yoshi, tapi-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love [So Junghwan] || END✨️
Teen Fiction"I love you, kak." ●Song play: Die4you by Dean Take A Chance With Me by Niki Winter Blossom by Dept ft. Ashley Alisha