3🍂

336 36 9
                                    

{2019}

"Besok ada ulangan matematika?" Tanya Ara setelah membaca pesan dari mama nya Junghwan.

Junghwan pun hanya berdehem dan kembali mengerjakan soal yang ada di buku.

"Kok gak bilang sama gue?"

"Lupa," ucap Junghwan sekenanya. Lalu Junghwan menunjukkan jawaban dari soal yang ia kerjakan tadi pada Ara.

"Coba gue cek," ucap Ara lalu memeriksa jawaban Junghwan.

"Hmm... yang ini udah bener. Tapi untuk langkah berikutnya lo harus pake rumus yang ini. Coba lo kerjain lagi." Ucap Ara yang diangguki oleh Junghwan.

Selama mengoreksi jawabannya, fokus Junghwan terintrupsi oleh kegiatan Ara yang diam-diam menulis sesuatu di beberapa kertas notes.

"Ngapain?" Tanya Junghwan penasaran.

"Nulis rumus yang harus lo hafalin. Buat persiapan ulangan besok." Ucap Ara dengan senyumnya sembari tetap fokus menulis beberapa rumus matematika di kertas notes itu.

"Gak usah. Gak bakal sempet dibaca."

"Gue yakin kalau yang ini pasti lo baca."

Junghwan pun hanya melirik acuh lalu kembali mengerjakan soal yang masih salah tadi.

Tidak lama setelah itu, Junghwan menyerahkan kembali soal yang sudah ia perbaiki jawabannya.

Melihat jawaban Junghwan, Ara malah menyipitkan matanya menatap Junghwan.

"Lo pura-pura gak bisa, ya?" Tanya Ara yang membuat Junghwan mengernyitkan dahinya bingung.

"Gimana bisa lo cepet belajar kayak gini?"

"Maksud lo?" Tanya Junghwan.

"Jawaban lo banyak yang bener. Peningkatan lo juga cepet." Ucap Ara dengan senyum bangganya kemudian.

Junghwan yang dipuji pun hanya berdehem dan mengusap tengkuknya sendiri.

"Bangga gue. Bisalah ulangan besok dapet 100."

"Lo mau bikin gue ngerasa terbebani?"

"Aish! Mana ada? Hahaha... gue mau kasih energi optimis! Gue yakin ulangan lo besok lancar. Nah, ini notes nya harus lo baca sebelum tidur." Ucap Ara penuh semangat sembari memberikan beberapa kertas notes berisi rumus matematika dengan beberapa hiasan yang Ara gambar di pinggir kertas itu.

Junghwan menerima kertas-kertas itu dan tersenyum tipis melihat gambar-gambar yang ada.

"Gambar jelek gini malah bikin gue malas baca."

"Eh? Orang bagus gini, kok! Lo harus liat gambar itu pakai hati. Liat ketulusan gue gambar semua ini. Mana ngegambarnya effort, tau?!" Bela Ara.

Junghwan pun menggendikan bahunya acuh. Mengiyakan saja ucapan Ara.

Junghwan menatap bingung pada Ara yang masih menatapnya seolah menunggu sesuatu.

"Apa?" Tanya Junghwan.

"Say 'thank you'?"

Junghwan pun menghela napas pelan dan berucap. "Iya, thanks."

Ara pun tersenyum melihat Junghwan yang sudah tidak terlalu acuh padanya. Meskipun masih sedikit dingin.

"Lo kayak adik gue." Celetuk Ara.

Junghwan menatap Ara dengan penuh tanya.

"Adik gue satu tahun lebih muda dari lo. Dia cowok. Sama kayak lo, kalau diperhatiin sok-sok an nolak. Padahal aslinya seneng-seneng aja."

Unconditional Love [So Junghwan] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang