{2024}
Seperti biasa, pagi ini Ara berangkat ke kantor dan langsung menuju cubic nya.
"Hai-" sapaan Ara terhenti ketika teman kantornya hanya lewat begitu saja. Gadis itu bingung, sebab biasanya mereka bertegur sapa.
Hal itu membuat Ara bingung sekaligus heran. Rasanya ada yang salah dengan suasana di kantor.
"Ra, laporan yang kemarin udah di kirim sama tim marketing?" Ucap Yoshi yang baru saja menghampiri cubic Ara.
"Udah, abis ini gue kerjain. Siang nanti mungkin udah bisa gue kirim ke lo hasilnya."
"Oke, udah sarapan?"
"Hmm... nanti deh."
"Sarapan dulu lah, Ra."
"Gue bawa roti kok. Nanti gue makan."
"Bener? Jangan sampai gak sarapan."
"Iyaaa... Yoshi bawel." Dengus Ara yang ditanggapi kekehan oleh Yoshi. Ara merengut kesal saat lelaki itu mengusak rambut Ara sebelum pergi meninggalkan cubic nya.
"Dasar," gumam Ara.
Ara pun mulai bekerja seperti biasa. Hingga jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Ia pun bersiap membawa keperluan yang akan ia bawa ke ruang meeting nanti.
Sebelum ke ruang meeting, Ara berjalan menuju toilet terlebih dahulu. Saat ia berada di bilik toilet, ia mendengar dua karyawan wanita sedang berbicara. Dan yang mengejutkan adalah... topik pembicaraan itu Ara sendiri.
"Gila sih, gue kira Ara lurus-lurus aja jadi cewek, ternyata dia pelakor juga."
"Iya, kan? Bisa-bisanya di acara pertunangan itu, si bos malah bawa Ara keluar. Mana belain dia lagi."
"Parah, wajah polos emang gak menjamin hatinya polos juga."
"Bener, untung Haera nya sabar ya. Kalau gue jadi Haera udah gue jambak rambutnya Ara sampai botak."
"Nah, dasar nya aja gak tau malu si Ara."
Percakapan itu sangat jelas Ara dengar. Ia langsung memahami penyebab dari perubahan suasana di kantor. Sejak tadi banyak orang yang menghindar darinya. Ternyata ini masalahnya.
Rumor itu pasti sudah menyebar ke seluruh kantor. Bagaimana bisa Ara tidak terpikirkan hal ini sejak tadi? Kejadian kemarin malam sudah pasti menjadi bahan gosip.
Ara berdecak kesal dalam batinnya. Ia harus melakukan sesuatu untuk membersihkan namanya dari rumor ini.
Gadis itu pun keluar dari bilik toilet. Dua karyawan perempuan yang masih ada di sana nampak terkejut melihat keberadaan Ara.
Ara menarik napas sejenak sebelum mulai berbicara. "Saya mohon maaf sudah menimbulkan rumor ini. Tapi saya berhak membela diri, karena saya bukan pelakor. Jadi saya minta, jangan sebar rumor sembarangan tentang saya." Tegas Ara lalu keluar dari toilet itu.
Ara pun kembali berjalan menuju ruang meeting. Ternyata meeting sudah dimulai. Ia telat karena harus mendengar pembicaraan dua karyawan perempuan tadi.
"Maaf, saya terlambat." Ucap Ara setelah memasuki ruang itu. Ara mengatakan hal itu pada Junghwan selaku pemimpin rapat ini.
Dengan raut datarnya, Junghwan hanya mengangguk dan mempersilahkan Ara duduk dengan tangannya.
Meeting pun kembali berjalan. Jujur Ara tidak terlalu fokus dengan meeting hari itu. Ia masih sibuk memikirkan cara agar gosip itu segera mereda dan hilang. Ara tidak nyaman menjadi bahan gosip seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love [So Junghwan] || END✨️
Teen Fiction"I love you, kak." ●Song play: Die4you by Dean Take A Chance With Me by Niki Winter Blossom by Dept ft. Ashley Alisha