11🍂

271 31 1
                                    

{2019}

Hari ini, Junghwan les bersama Ara. Ara tidak bisa izin untuk tidak hadir, karena les hari ini adalah untuk persiapan ujian akhir yang tersisa kurang dari 2 minggu lagi.

Seperti biasa, Ara selalu datang terlebih dahulu dibanding Junghwan. Karena Junghwan belum datang, Ara pun memilih untuk melihat buku-buku yang ada di rak.

Ting

Mendengar notifikasi chat, Ara pun membuka handphone nya.

Yoshi

Ra, selesai kerja lo free?|

|Free, kenapa?

Bisa temenin gue cari kemeja?|

|Bisa, btw kemeja buat apa?

Buat lamar lo lah.|

Ara pun tertawa kecil membaca chat itu. Setelah Yoshi menyatakan perasaannya, lelaki itu tidak menuntut Ara untuk segera membalas perasaannya. Jadi jokes seperti ini, tidak lah terlalu serius bagi mereka.

|Jangan lupa bawa bunga mawar sekebon.

Siap, sama mamang kebonnya gue bawa nanti.|

Sontak Ara pun tertawa.

"Kenapa?"

Suara Junghwan yang tiba-tiba itu membuat Ara terkejut dan memundurkan tubuhnya.

Namun karena saking terkejutnya, tubuh Ara jadi tidak seimbang. Refleks Junghwan pun menahan tubuh Ara agar tidak jatuh. Hal ini membuat posisi mereka sangat dekat, bahkan Junghwan merangkul tubuh Ara sangat erat.

Junghwan tersenyum miring melihat raut kaget Ara. Lelaki itu menepuk jari telunjuknya di kening Ara sebanyak tiga kali. Lalu jari itu turun merambat ke hidung Ara.

"Aak!" Ara terpekik saat Junghwan mencubit hidungnya gemas.

"Cute," ucap Junghwan.

"W-what?"

Senyum Junghwan pun semakin lebar mendengar suara gugup Ara. Lelaki itu kali ini mencubit pipi Ara.

"Lo... cute."

Cklek

"Tuan-" ucapan bibi Lee terhenti ketika melihat posisi Junghwan dan Ara.

Sontak Ara pun menjauhkan dirinya dari Junghwan.

"Lain kali ketuk pintu." Ucap Junghwan dengan raut datarnya lalu melangkah dan meletakkan tasnya di sofa.

"Maaf, tuan. Saya kesini cuma mau kasih kabar kalau nyonya akan pulang besok. Kata nyonya, beliau sudah mencoba telpon tuan tapi tidak pernah diangkat." Ucap bibi Lee menjelaskan.

Junghwan pun hanya berdehem acuh lalu duduk di kursi belajar seperti biasanya.

"Kalau begitu saya permisi, tuan." Ucap bibi Lee lalu pergi dari ruangan itu.

"Lain kali kalau ngomong sama orang tua jangan cuek-cuek." Ucap Ara setelah duduk di kursi yang ada di samping Junghwan. Lelaki itu hanya menggendikan bahunya acuh lalu membuka buku matematikanya.

"Meskipun dia kerja di sini. Dia tetep orang tua yang harus lo hormati." Ucap Ara lagi.

"I know, tapi gak semua orang tua di rumah ini pantes dihormati."

"Maksud lo?"

"Everyone, in this house, has their own intention. For instance, bibi Lee as my psy."

Unconditional Love [So Junghwan] || END✨️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang