{2019}
Pagi ini Junghwan terbangun dari tidurnya dan menuju dapur untuk mengambil air mineral. Belum sampai di dapur, ia sudah melihat banyak koper dan barang miliknya di sekitar ruang tengah. Lelaki itu mengernyit bingung sampai suara papa nya terdengar.
"Kamu segera siap-siap, pesawatnya berangkat jam 11." Ucap papa sembari memakai jam tangannya.
Junghwan pun menatap bingung pada papa.
"Maksud papa?"
"Kita berangkat ke London dan urus kuliah kamu di sana."
Junghwan pun terdiam merasa terkejut. Sedetik kemudian, emosi mulai muncul dalam dirinya. Ia tersenyum miring sebelum kembali berbicara.
"Junghwan udah pernah bilang sama papa kalau Junghwan punya rencana sendiri-"
"Papa juga sudah pernah bilang! Papa tidak peduli dengan rencana kamu!!" Bentak papa.
"Junghwan gak akan berangkat." Tegas Junghwan dengan raut dinginnya lalu berjalan kembali menuju kamarnya.
"Kenapa? Karena gadis itu jadi kamu gak nurut sama papa?!" Ucap papa yang menghentikan langkah Junghwan dan membuat lelaki itu berbalik menatap papa nya lagi.
"Papa gak usah-"
"Choi Ara, kan? Kalau dia jadi penghambat buat kamu, papa bisa lakuin apapun untuk menghilangkan dia dari kamu." Ucap papa dengan sinis dan senyum penuh kemenangan.
Junghwam pun kembali melangkah mendekat pada papa nya.
"Jangan pernah papa sentuh Ara sedikitpun!" Ucap Junghwan penuh penekanan.
"Kenapa? Kamu suka sama cewek murahan itu?" Tanya papa.
"Jaga ucapan papa-"
"Kamu yang harusnya jaga perasaan kamu!! Kamu harusnya tau posisi kamu dalam keluarga ini! Bertingkah sesuai posisi kamu, Junghwan!! Jangan sembarangan menyukai perempuan gak jelas-" ucapan papa terhenti ketika tangan Junghwan hendak memukul papanya. Untung mama datang.
"Junghwan! Mau ngapain kamu, hah?!" Bentak mama.
Junghwan pun terdiam mencoba meredam emosinya. Sementara papa tersenyum penuh arti.
"Kamu harus tau, Ara tidak akan pernah suka sama kamu. Karena bagi dia, uang segalanya. Kamu bukan apa-apa dibanding uang itu bagi Ara." Ucap papa. Junghwan pun mengernyitkan dahinya merasa bingung denngan ucapan papanya.
"Ara gak mungkin kayak gitu. Dia orang yang tulus. Bukan kayak papa." Tantang Junghwan yang masih berpikir positif.
Papa mengambil suatu kertas di tas kerja nya lalu menyerahkannya pada Junghwan. Junghwan pun menerima kertas itu dengan kasar dan membacanya.
Di kertas itu tertera bahwa Ara menerima uang 1 juta dollar dengan syarat Ara harus berpura-pura tulus dan mengambil hati Junghwan agar lelaki itu bisa semangat belajar dan unggul dalam matematika hingga bisa kuliah di luar negeri.
Intinya semua kebaikan Ara, sudah by design dan disepakati oleh Ara dan papa nya. Tentu, dengan cara mempermainkan perasaan Junghwan. Kira-kira itulah isi dari kertas perjanjiannya. Lengkap dengan tanda tangan ayah dan Ara.
"Kamu lihat? Ara memang pintar dan realistis. Dia mengambil keputusan yang tepat untuk masa depannya. Papa harap kamu juga bertindak yang sama untuk masa depan kamu dan memimpin perusahaan." Sindir papa.
"Gak mungkin Ara terima perjanjian ini-"
"Itu tanda tangan asli dari dia. Kalau kamu perlu bukti berupa video, kamu bisa cari sendiri di CCTV ruang kerja papa." Ucap papa dengan santainya lalu melangkah hendak pergi dari rumah itu. Namun baru tiga langkah, papa berhenti dan berbalik menatap Junghwan dengan senyum remehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconditional Love [So Junghwan] || END✨️
Teen Fiction"I love you, kak." ●Song play: Die4you by Dean Take A Chance With Me by Niki Winter Blossom by Dept ft. Ashley Alisha