28. Cerah

1.1K 80 2
                                    

©pevpermint

Tiba di depan ruang kerjanya, Ibra berhenti. Membenahi pakaian berikut menetralkan napas yang menderu kasar. Terburu-buru, ia sampai sedikit berlari. Hingga tak menghiraukan sapaan para karyawan sepanjang menuju kemari. Wajar reaksinya begini, Keira datang seraya membawa bekal sementara belakangan mereka sering bersitegang. Bahkan tadi pagi.

Klek.

“SULPLISE!”

Teriakan melengking dari Derra, Ibra tersentak kaget. Apalagi balita tersebut langsung menubruknya, menubruk kakinya bersama raut berseri-seri.

“Good afternoon, Papa!”

Ibra menilik penampilan putrinya itu, menggemaskan dengan busana beruang berwarna cokelat tua. Tak lupa, surai brunette nya di ikat dua. Untuk urusan fashion, Keira patut diacungi jempol.

“Hei.” Ibra berjongkok, menyejajarkan tubuh mereka. Seingatnya ini bukan hari spesial apapun, tidak ada perayaan tertentu. “Baju baru?”

“Hng!”

Derra berputar-putar memamerkan busana nya, Ibra tak tahan untuk mengulas senyum.

“Della cantik, milip Mama.”

Mencubit geram pipi chubby di hadapannya, Ibra melayangkan kecupan bertubi-tubi.

Derra tertawa girang, Keira cukup memperhatikan mereka berdua dari sisi lain ruangan. Memperhatikan tanpa ekspresi, tanpa ekspresi karena bukan keinginannya bertandang kemari.

Keira tak amnesia, ia dan Ibra bersitegang beberapa jam silam. Enggan baginya repot-repot menemui pria itu, terlebih sampai ke kantor segala. Tapi mau bagaimana lagi? Pasca meledakkan seluruh gundah-gulana persoalan rumah tangganya pada sang ibu, justru dirinya dinasihati habis-habisan alih-alih dibela.

Ya, Keira menyerah menyimpan semua itu sendiri. Tak ada pengecualian, ia ceritakan seutuh-utuhnya pada sosok yang melahirkannya. Termasuk tentang malam pertama yang tak pernah terlaksana hingga sekarang.

‘Goda saja, Princess.’

Mengingat ujaran itu, entah mengapa Keira meradang. Jelas, apa ia tak menarik untuk disentuh tanpa harus menggoda?

Meski bentuk badan tidak seindah gitar spanyol, Keira percaya diri masih sangat layak sebatas menyulut gairah pria. Dasarnya saja Ibra yang tak berminat, tidak selera dengan perempuan muda sepertinya.

‘Jangan malu meminta lebih dulu.’

Kalimat gila lainnya dari sosok Kylen Alba, Keira langsung kabur usai mendengar itu. Walau pada akhirnya, sekarang ia harus terdampar di gedung bertingkat Depaul Group. Atas saran wanita elegan tersebut pula, atau tepatnya ia didesak agar meredam ego kali ini. Demi mengambil hati Ibra supaya diizinkan pulang ke Calgary sesuai kemauannya.

“Bye bye, Ma~ Della beli ice cleam dulu~”

Lamunan buyar, fokus Keira kembali. Menjumpai sang anak digendong Carlen, didampingi Firly juga. Sejak kapan kembaran Carlson itu datang?

“Aku bawa dulu.”

“Jangan jauh-jauh,” balas Keira.

PhlegmaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang