15 ENCHANTED

232 21 2
                                    

Hallo,,, mari kita lanjutkan kisah Aresh-Tara🙌🏻

Eh tunggu dulu, btw nih aku udah buat playlist lagu-lagu buat nemenin kalian baca cerita ini, kalian bisa klik profil aku nanti di bio aku ada link spotify kalian bisa langsung dengerin aja nanti disitu.

LINK NYA ADA DI BIO🙌🏻

Happy reading:

Jefanka kini duduk di kursi khusus saksi, laki-laki yang menjadi saksi atas sidang putusan perceraian kedua orang tuanya itu tidak datang sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jefanka kini duduk di kursi khusus saksi, laki-laki yang menjadi saksi atas sidang putusan perceraian kedua orang tuanya itu tidak datang sendiri. Dia ditemani ketiga sahabatnya, Naresha, Fahresa, dan Mahesa. Sidang yang dilakukan di pengadilan agama Bandung tersebut  berjalan cukup alot, dikarenakan kedua belah pihak yang sama-sama tidak mau kalah dalam tuntutan harta gono gini. Setelah beberapa jam duduk seperti anak kecil yang linglung di dalam ruang sidang, menyaksikan bagaimana kedua orang tuanya saling menyerang satu sama lain Jefanka pun memilih untuk langsung keluar dari ruang persidangan tanpa merespon panggilan dari kedua orang tuanya.

Cowok itu kini menghampiri Naresha, dan kedua sahabatnya yang lain yang duduk di kursi depan ruang persidangan.

"Ayok balik," ajak Jefan pada ketiga rekannya itu.

Naresha mengangguk lalu mulai berjalan mengikuti langkah Jefan, begitu pula dengan Fahresa, dan Mahesa. Mereka sama sekali tidak ada yang buka suara atau sekadar menanyakan bagaimana perasaan Jefan saat ini, yang pasti yang mereka tahu Jefan sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang buka suara, entah itu Jefan, Naresha, atau Mahesa, dan  Fahresa. Keempat cowok itu sibuk dengan pikirannya masing-masing, Naresha yang fokus menyetir, Jefan yang diam saja menatap jalan raya, Mahesa yang sibuk makan cemilan, serta Fahresa yang sibuk bermain game di ponselnya, perjalan dari Bandung menuju Depok benar-benar hening tanpa ada satu pun yang bicara, lalu karena sudah terlalu bosan, Mahesa berinisiatif membuka topik obrolan.

"Sepi banget nyet, eh ini kita udah kayak orang bisu diem-dieman," ujar cowok itu.

Fahresa berbalik dan menatap kearah Mahesa, keluar dari game dan mematikan ponselnya karena sudah kalah.

"Yah terus menurut lo kita harus gimana?" Tanya Fahresa.

"Nggak harus gimana-gimana nyet, ngobrol aja udah betah yah lo pada diem-dieman gini?" Kata Mahesa. Lalu cowok itu maju dan mencolek bahu Jefan yang duduk di jok depan mobil bersama Naresha.

"Eh Jef mau nyebat nggak?" Tanya cowok itu.

"Ayok aja gue mah," jawab Jefan sekenanya.

"Oke, Resh singgah dulu deh di rest area," kata Mahesa, dan di angguki Naresha.

Naresha pun menghentikan mobilnya di rest area, Jefan dan Mahesa memilih untuk keluar dari mobil dan duduk di salah satu tempat duduk yang ada disitu, sementara Naresha dan Fahresa memilih untuk duduk di dalam mobil saja. Manik mata Naresha menatap serius kearah Jefan dan Mahesa, bukannya dia tidak ingin bergabung bersama kedua sahabatnya itu tapi dia rasa ini sudah waktunya Mahesa untuk berbicara sama Jefan tentang masalah yang cowok itu hadapi.

ENCHANTED: Can I have Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang