28 ENCHANTED

63 7 0
                                    

Haii jangan lupa vote yah:)

Happy reading:

Wintara sama sekali tidak tahu entah kesialan apa yang menimpanya hari ini, sampai membuat dia bangun kesiangan dan telat untuk mengikuti kelas mata kuliah filsafat komunikasi yang di ampu oleh pak Blajan, alias mister green, alias pak Ladusingh, kenapa di panggil Ladusingh? Itu karena kumisnya yang tebal macam kumis Ladusingh.  Pak Ladusingh itu galaknya minta di tampol, mana mukanya serem  bengis banget nggak pernah senyum. Kalau kata anak-anak ikom sih pelit ekspresi. Jam menunjukan pukul 09:00 itu artinya dia sudah sangat-sangat telat, mana hari ini katanya ada kuis.

Buru-buru Wintara meraih ponselnya, dua puluh panggilan tak terjawab dari Shannin, dan spam  pesan dari Ghisa menanyakan nya.

Serta panggilan tak terjawab dari Naresha yang tak terhitung, dan spam pesan dari laki-laki itu.

Shit hidupnya hari ini apes banget. Buru-buru turun dari kasur dan langsung meraih handuk,  melipir ke kamar mandi. Wintara bahkan tidak mandi dengan benar, make up dengan benar, serta menyisir rambut nya yang hanya di ikat asal-asalan. Mengenakan kemeja biru muda bergaris, serta celana jeans kulot, dan sepatu converse yang dia dapatkan dari bunda sebagai hadiah ulang tahun nya yang ke 19 waktu itu. Bahkan gadis itu hanya sempat mengisi perutnya dengan sepotong roti isi daging yang sisa semalam dia makan. Meraih tas ransel miliknya yang tergantung di belakang pintu, membukanya, lalu memasukan satu binder berwarna biru, beberapa makalah bersampul merah dan hijau, serta dua buku paket yang dia pinjam dari perpustakaan tiga hari yang lalu.

Sebagai mahasiswa berprestasi di kampusnya, ini bukan pengalaman pertamanya  telat bangun pagi, beberapa kali dia memang sering agak telat, tapi tidak separah ini. Yang kali ini bukan agak telat lagi, tapi dia memang benar-benar kesiangan. KESIANGAN. K E S I A N G A N.

Waktu dia bangun, mata hari sudah tinggi lebih dari  sepenggalah. Wintara mendengus kesal ini semua gara-gara  semalaman begadang mengerjakan tugas yang di berikan pak Jonathan, tapi biasanya sebegadang apapun dia besoknya pasti bakalan bangun pagi, namun hari ini berbeda, mungkin lagi apes aja kali yah hidupnya.

Setelah semuanya beres, gadis itu bangkit, kemudian mengunci pintu kamar nya, dan langsung menuju gerbang kosan. Dia berpapasan dengan bu Mawar.

"WINTARA PELAN-PELAN ATUH JANGAN LARI-LARI! NANTI NYUNGSEP DI SELOKAN TAHU RASA KAMU" seru bu Mawar yang kini tengah berdiri memegang selang sambil menyiram beberapa tanaman hias milikknya.

"BURU-BURU BU, UDAH TELAT NIH!" Sahut Wintara.

"YAUDAH ATUH CEPETAN SANA, UDAH ADA YANG  TUNGGUIN TUH DARI TADI DI DEPAN!"

Mendengar teriakan bu Mawar, Wintara menghentikan langkahnya berlari, lalu mundur sedikit agar lebih dekat dengan bu Mawar.

"Hah?

Tunggu, tunggu! Apa?

"Siapa bu yang tungguin aku?" Tanya gadis itu.

"Itu loh pacar kamu yang ganteng itu. Udah sana buruan kasian pacarnya sudah   tungguin dari tadi."

Tanpa membalas bu Mawar, Wintara buru-buru mengencangkan laju langkah nya hingga sampai di depan gerbang kosan. Dan benar saja, di sana sudah ada Naresha yang berdiri bersandar pada pintu mobil dan tengah mengecek handphone.

Merasakan kehadiran seseorang, pemuda itu mengalihkan pandangan, untuk kemudian menemukan Wintara yang kini telah berdiri di sebelahnya.

"Kok kamu disini?" Belum sempat Naresha buka suara, Wintara lebih dulu melempari nya pertanyaan.

ENCHANTED: Can I have Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang