32 ENCHANTED

119 5 0
                                    

Hallo... jangan lupa vote yah

Happy reading:

Guguran dedaunan perlahan jatuh menerpa tipis wajah Wintara, dengan angin dingin yang tertiup hangat menerbangkan rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guguran dedaunan perlahan jatuh menerpa tipis wajah Wintara, dengan angin dingin yang tertiup hangat menerbangkan rambutnya. Gadis itu duduk di sebuah bangku kayu tepat di bawah sebuah pohon besar yang ada di depan fakultas, menunggu kehadiran seseorang yang sudah dia tunggu-tunggu kehadirannya. Lima belas menit berlalu, seseorang itu belum juga kelihatan muncul batang hidungnya. Wintara mencoba paham, mungkin ada beberapa hal yang membuatnya harus sedikit terlambat. Lalu satu pesan muncul dari notifikasi whatsapp nya. Pesan dari nomor yang tidak di kenal.

+620822xxxxxxxx

Win ini aku Raja, aku mau kita ketemu, kalau kamu nggak keberatan. Aku ingin menyelesaikan semuanya dengan baik-baik dan hanya ada kita berdua. Janji setelah ini aku nggak akan minta apa-apa lagi, cukup kita ngobrol berdua aja.

Wintara:

Nggak bisa gue sibuk.

Wintara sekali ini aja, please.
Aku mohon

Wintara:

Dimana?

Kamu beneran mau
ketemu aku?

Wintara:

Ingin menyelesaikan semuanya
Raja, gue emang masih belum bisa
Sepenuhnya lupain lo Ja.
Tapi gue pikir dengan cara kita ketemu
Dan ngobrol semuanya berdua untuk
Menyelesaikan ini dengan baik
Adalah cara yang tepat.

Iya Win, makasih ya.

Wintara:

Oke, besok.
Dimana tempatnya?

Nanti aku shareloc
📍location

Pesan terakhir dari Raja hanya dia baca, enggan untuk membalasnya. Meski rasa rindunya pada Raja kian membuncah, namun entah mengapa bayangan senyum seseorang yang sedari tadi dia tunggu kehadirannya terus mengawang di kepala.  Beberapa menit kemudian Wintara mengerjap saat merasakan dingin menyergap pipinya yang di tempeli sebotol minuman milku rasa strowberry, dia mendongak untuk kemudian menatap sang pelaku utama. Senyum yang tadi ia simpan kini terbentang di kuluman bibir mungilnya, Naresha berdiri tepat di hadapannya. Dengan senyum manis seperti hari-hari biasa, ketika mereka bersama.

ENCHANTED: Can I have Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang