20 ENCHANTED

151 16 0
                                    

Haloo, balik lagi sama aku cilok or kacil apa kabar semua baik g?

Happy reading deh:

Sore itu matahari tampak sangat cerah, cahaya jingganya, tumpah ruah ke segala penjuru kota, menyelinap masuk ke ventilasi-ventilasi bangunan, menembus kaca, serta jendela yang tirai nya masih terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu matahari tampak sangat cerah, cahaya jingganya, tumpah ruah ke segala penjuru kota, menyelinap masuk ke ventilasi-ventilasi bangunan, menembus kaca, serta jendela yang tirai nya masih terbuka.  Mahasiswa-Mahasiswi berlalu lalang kesana kemari, di setiap sudut fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Tak terkecuali Naresha yang kini berjalan menyusuri koridor dengan ransel, serta tas gitar yang ia sampirkan ke kedua bahunya. Sepanjang kaki nya menapaki jejak diatas lantai ber-ubin putih itu, tatapan kagum tertuju padanya, selalu seperti ini, Naresha sudah biasa tentu nya dengan situasi ini.

Setelah selesai dengan kelas psikologi komunikasi, pemuda itu buru-buru keluar kelas, ingin menghampiri Wintara yang kini tengah menunggu di kantin fisip. Hari ini kegiatan mereka adalah berburu buku bekas di sekitaran kios gang kober, Naresha sudah membuat janji kemarin dan Wintara menyetujuinya. Selain menyukai seni musik, Naresha juga sangat gemar fotografi dan sastra, di rumahnya dia memiliki beberapa macam kamera, mulai dari antik sampai modern, serta berpuluh-puluh buku yang terpanjang di rak dalam kamarnya, mulai dari buku fiksi, komik, modul, sampai buku paket pelajaran. Dan hari ini dia ingin berburu beberapa buku yang memang sedang dia butuhkan untuk tugas. Sepertinya akan seru jika berburu buku ditemani Wintara.

Setelah mendapati Wintara yang kini tengah duduk di salah satu meja, sedang melambaikan tangan kearahnya pemuda itu tersenyum dan langsung menghampiri gadis itu, mendudukan dirinya tepat di hadapan sang kekasih.

"Sudah lama yah tunggunya?" Tanya pemuda itu seraya menaruh tas gitarnya di kursi samping yang memang kosong, menatanya dengan baik agar tidak jatuh.

"Lumayan sih, tapi nggak apa-apa," sahut gadis itu seraya memberikan senyum terbaiknya sambil memakan cemilan yang dia pesan tadi. 

Melihat itu, Naresha dengan gerakan pelan menepuk kepala Wintara dengan lembut, seolah-olah Wintara adalah anak kucing nya yang lugu.

"Manisnyaaaa," ujar Naresha, bermaksud memuji. Membuat gadis di hadapannya itu tersipu malu.

"Apasih gombal banget," cibir Wintara dengan memasang wajah geli, tapi sebetulnya dia salting brutal.

"Lah beneran, kamu itu cewek termanis sedunia," kata Naresha lagi.

"Aduh buaya banget mulutnya. Buaya, buaya, buaya diam buaya!" Tukas Wintara, yang langsung membuat pemuda itu terkekeh kecil, menunjukan sederet gigi putih nya yang rapi. Senyum nya manis sekali.

"Naresha benar-benar indah" gumam Wintara di dalam hati. Namun meskipun indah, keindahan di depannya ini belum mampu membuat Wintara jatuh cinta sepenuhnya. Tapi Wintara sungguh menyayangi Naresha. Katakanlah dia serakah, tapi rugi saja bila Naresha yang seindah ini disia-siakan apalagi jika dia orangnya.

ENCHANTED: Can I have Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang