Hallooo ges ramain bab ini please biar diriku makin semangat!!!!
Happy reading:
"Win udahan yah gininya, posisi kita udah bahaya banget ini. Aku takut kebablasan,"
Mendengar bisikan lembut dari Naresha disekitar telinganya membuat Wintara bergidik geli, karena deru napas laki-laki itu yang menerpa lembut lehernya.
Gadis itu menggeleng.
"Nggak mau! Mau kaya gini dulu nyaman," sahut Wintara, dan malah semakin menenggelamkan wajahnya di pundak Naresha. Gadis itu mengalungkan kedua tangannya di leher Naresha, enggan melepaskan.
Naresha yang mendapatkan hal itu pun, berusaha untuk menetralisir detak jantungnya yang semakin menggila karena Wintara.
"Makan dulu yuk sayang. Nanti makanannya dingin nggak enak dimakan," bujuk sang lelaki.
Namun yah tetap saja, itu tidak mampu meruntuhkan keras kepalanya Wintara. Dalam pelukan Naresha, gadis itu membayangkan Raja, membayangkan ekspresi tengil yang di tunjukan cowok itu padanya tadi, membayangkan suara nya, yang beberapa waktu kebelakang tidak pernah dia dengar, membayangkan betapa jantungnya tadi berdebar kencang saat melihat laki-laki itu. Dengan cepat, gadis itu menggelengkan kepalanya. Kenapa dia jahat sekali? Bisa-bisa nya membayangkan pria lain padahal dia sedang dalam pelukan Naresha.
"Wintara ku sayang ayo kita makan dulu yuk," suara lembut Naresha kembali menginterupsi dan menyadarkannya.
"Nanti aja makannya aku masih mau kayak gini!" Jawab gadis itu tegas.
"Iya nanti kita kayak gini lagi, tapi makan dulu yah? Yuk aku suapin mau?" Tanya Naresha lembut. Dia seperti sedang menghadapi anak kecil sekarang.
Wintara menggeleng.
"Nggak mau! Gimana kalau aku makan kamu aja?" Tanya gadis itu dengan ekspresi tengilnya menatap Naresha.
"Aummm,"
Dengan gerakan cepat, dan tanpa ada waktu untuk menghindar. Wintara menggigit pundak Naresha dengan giginya yang kecil. Membuat sang empu kaget, dan mengadu.
Bukannya kesakitan, Naresha malah merasa geli. 'Astaga ya Tuhan tolong kuatkanlan pertahanan ku' doanya dalam hati.
Wintara terus menggigit-gigit kecil pundak Naresha dengan gemas. Membuat Naresha panas dingin, ini sangat-sangat menguji imannya yang hanya setebal permen yupi. Karena nggak mau terus-terusan diginiin Naresha dengan sigap memindahkan Wintara untuk duduk ke sofa dan langsung melipir ke arah pantri dapur.
"Udah yah Wintara udah, aku nggak tahu lagi apa yang akan terjadi kedepannya kalau kamu gigit pundak aku terus," kata Naresha.
"Yah emang kenapa sih? Apa yang bakalan terjadi emangnya? Aku kan cuma gemas sama kamu," imbuh Wintara dengan bibir mengerucut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTED: Can I have Your Heart?
RomanceSeries#1 Velocity band Anak ilmu komunikasi tuh apa-apa harus dikomunikasikan dengan baik, makanya aku selalu berusaha mengkomunikasikan bagaimana besarnya perasaan aku untuk kamu Wintara" - Naresha Mandagi "Kata orang-orang jangan pacaran sama an...