25 ENCHANTED

118 10 4
                                    

Halo pasukan cilorr... balik lagi sama aku Kacil...

Happy reading:





Bohong jika Naresha tidak ingin memperbaiki hubungannya dengan sang ibu, yang semakin hari semakin jauh. Naresha rasa ibu semakin tinggi dan susah untuk ia gapai, begitupun dirinya yang masih menyimpan banyak kekecewaan dan luka atas apa yang ibu torehkan, sakit untuknya dan juga untuk Giyandra. Ibu dan dunianya yang serba glamour sangat berbeda dengan dirinya yang tidak ingin terlalu di expose media. Ibunya yang setiap hari dia lihat di layar kaca, tampil cantik dan kharismatik, membicarakan tentang masalah-masalah sosial, politik. Ibunya yang foto-fotonya sering dia lihat di koran, majalah. Ibunya bukan hanya seorang politikus terkenal dengan wawasan luas, tetapi juga seorang wanita karir yang dimana-mana selalu mendapat hujatan serta umpatan. Terkadang Naresha berpikir mengapa ibu bisa setenang itu menghadapi segala umpatan serta ujaran kebencian yang dia dapat setiap harinya. Namun disisi lain dia mengerti ibu nya memang pantas mendapatkan itu semua. Mungkin rasa kecewa nya terhadap ibu memang sudah terlalu besar hingga rasanya sangat sesak tapi jauh di dalam lubuk hati nya Naresha ingin semuanya kembali seperti dulu.

Dua puluh panggilan tak terjawab dari sang ibu tak ia hiraukan, lebih memilih fokus pada buku yang dia baca. Beberapa detik kemudian satu notifikasi pesan muncul dari ponselnya. Email dari sang ibu. Yah Naresha memblokir semua akses komunikasinya dengan sang ibu, dan satu-satunya yang dia lupa adalah email.

From Jianna Mandagi:

Abang bisa tolong buka blokiran kontak ibu? Atau besok abang punya waktu luang? Ibu ingin bicara hal penting sama abang.

Naresha mendengus, memilih mengabaikan pesan itu. Semilir angin menyapu wajahnya pelan, membuat rambut lurus hitamnya sedikit bergoyang karena tertiup angin. Fokusnya masih pada buku bersampul biru, dengan cover kaki manusia yang di rantai, terdapat ikan-ikan kecil dan batu karang sebagai penghias. Buku berjudul Laut Bercerita karya Leila S Chudori. Sampai tiba-tiba saja kehadiran beberapa orang di sebelahnya memecahkan fokusnya.

"Hai brother," sapaan hangat keluar dari lisan Mahesa. Pemuda itu mengambil tempat duduk tepat di samping Naresha yang tengah fokus membaca buku. Seraya merangkulnya. 

"Serius banget nyet," ujar Mahesa, cowok dengan tiga tindikan tersebut mencomot gorengan milik Naresha yang ada diatas meja tanpa tahu malu. Yah mereka memang seperti itu sih, jadi tidak heran.

Sementara di depannya Jefan dan Kalisa duduk dengan santai, seraya bermesraan.

"Kamu nggak ngerokok?" Tanya Kalisa pada Jefan. Pemuda itu menggeleng.

"Enggak," jawabnya.

"Kenapa? Karena ada aku? Nggak apa-apa kali rokok aja," ucap gadis itu serius.

"Jangan dong sayang, nggak baik buat kesehatan kamu," ujar Jefan, seraya mencolek dagu Kalisa dengan gemas, membuat Naresha dan Mahesa melirik sinis.

ENCHANTED: Can I have Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang